Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan 20 persen kendaraan yang beroperasi pada tahun 2025 sudah berbasis listrik. Ini merupakan bagian dari strategi untuk mencapai target pemangkasan 29 persen emisi karbon dan gas rumah kaca pada 2030.
ADVERTISEMENT
Sejumlah produk berbasis listrik pun mulai dipasarkan, termasuk hybrid, plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), dan battery electric vehicle (BEV).
Mengenal hybrid, PHEV, dan BEV
Satu dekade sebelum target tadi tercapai, pabrikan otomotif Tanah Air pun berlomba mengenalkan dan menawarkan ragam kendaraan listrik.
Pertama mari ulas yang hybrid terlebih dulu. Teknologi ini secara terminologi mengandalkan sistem kerja kombinasi antara motor listrik dengan mesin pembakaran internal.
Mekanisme kerja motor listrik dan mesin konvensional dibuat secara paralel. Artinya keduanya bisa beroperasi secara bergantian, berdampingan, dan saling melengkapi.
Begini maksudnya. Dalam mobil hybrid, mesin bertindak sebagai sumber daya untuk memberikan tambahan tenaga ke motor listrik, atau secara paralel menggerakkan generator untuk menjadikannya energi listrik yang disimpan pada baterai.
Saat akselerasi awal maupun berjalan konstan, motor listrik akan memegang peran. Dalam hal ini mode listrik penuh akan bekerja, sehingga akselerasinya halus dan hening. Di sini pula yang membuat konsumsi BBM jauh lebih efisien.
ADVERTISEMENT
Kemudian apabila membutuhkan percepatan lagi, mesin ikut bekerja memasok tenaga serta daya tambahan motor listrik dan baterai, sehingga modus hybrid bekerja.
Mesin juga akan bekerja bilamana baterai mulai kekurangan daya. Pada momentum ini, mode mesin yang akan bekerja dan jangan heran bila sewaktu-waktu mesin menyala sendiri.
Oleh karena itu, mobil hybrid menurut studi komprehensif yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian dan sejumlah universitas memperlihatkan bahwa mobil jenis ini bisa meningkatkan efisiensi hingga 49 persen.
Pada pengetesan kumparan beberapa waktu lalu, konsumsi bahan bakar mobil hybrid seperti Toyota Corolla Altis dan C-HR mencapai 26 hingga 28 km/liter.
Plug-in Hybrid Vehicle (PHEV)
Ini merupakan turunan kendaraan hybrid, yang dikenal dengan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Secara sistem operasi sebenarnya sama saja dengan mobil hybrid. Namun yang membedakan adalah tambahan kapasitas baterainya.
ADVERTISEMENT
Bila daya mobil hybrid hanya dipasok dari mesin maupun energi kinetik, maka khusus PHEV, bisa ditambah dengan cara dicolokkan ke sumber listrik (plug-in).
Lewat cara ini ketergantungan bahan bakar bisa lebih ditekan. Karena sistem suplai plug-in tadi, memungkinkan penggunanya hanya mengandalkan daya listrik di mobilnya.
Kapasitas baterai juga lebih besar dari mobil hybrid, bisa mencapai 8 hingga 13 kWh. Dengan hanya mengandalkan modus EV, kita bisa berkendara selama 55 kilometer.
Tapi bagaimana ketika baterai habis? Jangan khawatir. Listrik bisa diisi kembali melalui perangkat charger. Atau biarkan mesin yang memutar generator untuk menghasilkan listrik dan disimpan pada baterai.
Dalam catatan hasil uji komprehensif, konsumsi bahan bakar mobil PHEV turun sekitar 74 persen atau berada di angka 250-an liter setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
kumparan juga sudah mengetes salah satu model PHEV di Indonesia. Hasilnya, Toyota Prius PHEV mencatatkan konsumsi bahan bakar hingga 55 km/liter.
Artinya, dengan mengisi bensin dengan RON 92 sebanyak Rp 200 ribu, kita bisa berjalan sejauh 1.210 kilometer.
Battery Electric Vehicle (BEV)
Terakhir kita akan mengenal Battery Electric Vehicle (BEV), alias kendaraan listrik murni tanpa mesin pembakaran internal.
Sebagai sistem penggerak, mobil hanya mengandalkan motor listrik dan baterai, yang dayanya diisi dengan metode plug-in (seperti PHEV).
Sayangnya fasilitas untuk mengisi daya ulang baterai BEV di tempat umum masih terbatas. Tak seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang mudah ditemukan.
Fasilitas pengisian daya sebenarnya sudah termasuk dalam paket pembelian mobil sebenarnya, dan bisa diaplikasikan di rumah. Namun butuh daya listrik rumah yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
Maklum, guna menjanjikan daya tempuh jauh (250 Km), kapasitas baterai mobil listrik terbilang besar hingga 42,2 kWh. Sehingga terbayang kan butuh daya listrik rumah sebesar apa untuk mengisi penuh baterai mobil listrik secara cepat?
Maka jangan mengernyitkan dahi jika fasilitas isi ulang baterai mobil listrik murni hanya tersedia di lokasi dengan daya listrik besar, seperti di mal, diler, atau gedung perkantoran.
Untuk yang satu ini kami juga telah mengetesnya dengan BMW i3S. Konsumsi dayanya berkisar 7,5 km per 1 kilowatt. Artinya bila dikalikan dengan kapasitas baterainya 42 kWh, bahkan bisa menempuh jarak sekitar 315 km.