Konten dari Pengguna

Bertarung Melawan Arus: Kebutuhan Mendesak Makanan Bergizi

Renata Ariella Illariza
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Airlangga
2 Juni 2023 9:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Renata Ariella Illariza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Makanan Cepat Saji Foto: ShutterStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Makanan Cepat Saji Foto: ShutterStock
ADVERTISEMENT
“Kamu adalah apa yang kamu makan,” begitu sebuah pesan peribahasa populer berbunyi.
ADVERTISEMENT
Mungkin kita pernah mendengar peribahasa ini. Namun pertanyaannya, sejauh mana kita benar-benar memahami dan menerapkannya dalam kehidupan kita?
Masyarakat modern—dengan kehidupan yang semakin cepat dan sibuk—cenderung menempatkan kepraktisan di atas kesehatan, terutama ketika datang ke makanan. Makanan cepat saji menjadi pilihan yang tampaknya ideal bagi banyak orang. Tapi di balik kemudahannya, ada bahaya besar yang mengintai: krisis kesehatan.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), prevalensi obesitas di dunia hampir tiga kali lipat sejak tahun 1975. Dan pada tahun 2016, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa berusia 18 tahun ke atas tergolong overweight, di mana 650 juta di antaranya obesitas.
Ini bukanlah angka yang bisa dianggap enteng. Sebaliknya, ini adalah peringatan serius bahwa sesuatu yang sangat salah dengan pola makan kita.
Ilustrasi makanan cepat saji atau fast food. Foto: Dovzhykov Andriy/Shutterstock
Pelopor kesehatan dan gizi, Ann Wigmore, pernah berkata bahwa makanan menjadi penyakit paling berbahaya dan paling berkuasa yang dihadapi oleh manusia modern.
ADVERTISEMENT
Ironisnya—meski kita hidup di era informasi—banyak dari kita yang masih abai tentang pentingnya asupan gizi yang baik untuk tubuh kita. Memahami dampak makanan terhadap kesehatan kita bukanlah tugas yang mudah. Ini adalah pertarungan melawan arus, melawan tren dan kemudahan hidup modern.
Industri makanan cepat saji terus berkembang pesat, menggoda kita dengan kenikmatan instan dan kepraktisan yang menjanjikan. Namun, apa yang tampak menarik di permukaan seringkali menyembunyikan kenyataan pahit.
Makanan cepat saji, sebagaimana namanya, adalah produk dari proses masak yang cepat dan tidak memperhatikan kualitas nutrisi. Kandungan lemak, garam, dan gula yang tinggi dalam makanan ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas, diabetes, penyakit jantung, hingga stroke.
Ilustrasi makanan cepat saji Foto: dok.shutterstock
Sangat disayangkan bahwa pesan penting ini seringkali terlupakan. Padahal, jika kita mulai menerapkan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melakukan langkah besar dalam mencegah berbagai penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.
ADVERTISEMENT
Apa yang dibutuhkan saat ini bukanlah pengejaran buta terhadap kepraktisan, melainkan peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya asupan bergizi. Perlu dibentuk kebiasaan baru dan perilaku makan yang lebih sehat.
Pendidikan gizi yang efektif harus dimulai sejak usia dini. Bagaimana caranya? Yaitu dengan memperkenalkan berbagai jenis makanan yang kaya nutrisi dan tentunya menjelaskan berbagai manfaatnya bagi tubuh.
Namun, tantangan ini tidak hanya terletak pada individu. Perlunya perubahan ini juga harus diakui dan didukung oleh pemerintah dan industri makanan. Pemerintah harus berperan aktif dalam mengatur industri makanan dan memastikan bahwa makanan sehat menjadi pilihan yang mudah dan terjangkau untuk semua orang.
Di sisi lain, industri makanan juga harus berkomitmen untuk menyediakan opsi yang lebih sehat, yaitu dengan memperhatikan kualitas dan kandungan nutrisi dalam setiap produk mereka.
Ilustrasi makanan cepat saji atau fast food. Foto: nazarovsergey/Shutterstock
Sebagai individu, kita memiliki kekuatan untuk membuat perubahan. Dengan meningkatkan kesadaran kita tentang apa yang kita makan dan bagaimana makanan tersebut mempengaruhi kesehatan kita, kita dapat memulai perubahan positif dalam hidup kita dan masyarakat kita.
ADVERTISEMENT
Kita harus melawan arus, melawan kebiasaan dan kenyamanan, untuk mencapai tujuan kita. Asupan bergizi adalah kebutuhan mendesak, bukan pilihan. Kita harus menempatkan kesehatan kita di atas segalanya, karena tanpa kesehatan, apa pun yang kita capai dalam hidup ini tidak akan memiliki arti.
Berjuang melawan arus bukanlah tugas yang mudah, tetapi ini adalah pertempuran yang layak untuk dihadapi. Kita berjuang tidak hanya untuk kesehatan kita sendiri, tetapi juga untuk kesehatan generasi mendatang. Mari kita buat pilihan makanan kita menjadi investasi untuk masa depan yang lebih sehat dan lebih cerah.