2 Orang Tanam Ganja Pakai Kotoran Kelelawar, Malah Terinfeksi Jamur dan Tewas

18 Desember 2024 7:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanaman ganja. Foto: REUTERS/Amir Cohen
zoom-in-whitePerbesar
Tanaman ganja. Foto: REUTERS/Amir Cohen
ADVERTISEMENT
Dua pria di kota Rochester, New York, Amerika Serikat, meninggal dunia setelah terinfeksi jamur paru-paru langka dari kotoran kelelawar. Kotoran tersebut rencananya mereka gunakan sebagai pupuk untuk menanam ganja.
ADVERTISEMENT
Kedua pria tersebut ingin menanam ganja buat penggunaan pribadi. Pria pertama berusia 59 tahun yang identitasnya tidak disebutkan membeli guano atau kotoran kelelawar secara daring untuk digunakan sebagai pupuk tanaman. Sementara itu, pria kedua berusia 64 tahun bertugas menanam ganja menggunakan guano.
Namun nahas, belum juga tanaman itu tumbuh subur, keduanya justru mengalami kondisi yang disebut histoplasmosis. Penyebabnya gegara menghirup spora jamur berbahaya yang dikenal Histoplasma capsulatum dari kotoran kelelawar.
Infeksi itu menyebabkan mereka mengalami serangkaian gejala, seperti demam, batuk kronis, penurunan berat badan secara drastis, keracunan darah, dan gagal napas. Meski dirawat di rumah sakit dan diobati obat antijamur, nyawa keduanya tidak tertolong.
Dokter yang merawat korban mengatakan kematian tersebut bisa menjadi peringatan tentang potensi bahaya penggunaan kotoran kelelawar sebagai pupuk tanaman, khususnya bagi petani ganja.
ADVERTISEMENT
“Mengingat legalisasi ganja dan peningkatan budidaya ganja di rumah, bersamaan dengan promosi guano kelelawar untuk tujuan ini, penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang potensi risiko penggunaan guano kelelawar sebagai pupuk,” tulis para peneliti dalam laporannya di jurnal Open Forum Infectious Diseases yang terbit pada 4 Desember 2024.
Peneliti juga menemukan banyak artikel sesat yang menyebut guano kelelawar sebagai makanan super alami untuk tanaman ganja karena konsentrasi nitrogen dan fosfornya yang tinggi.
Ilustrasi Kelelawar Serotin. Foto: David Dohnal/Shutterstock
Histoplasmosis adalah jenis pneumonia yang disebabkan karena menghirup spora H. capsulatum, jamur yang ditemukan di tanah dan kotoran burung serta kelelawar. Di paru-paru, spora H. capsulatum berubah menjadi ragi dewasa dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah. Penyakit ini tidak menyebar antar-manusia atau manusia ke hewan peliharaan dan sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Sekitar 1 hingga 2 per 100.000 orang di AS terinfeksi histoplasmosis setiap tahunnya. Infeksi banyak terjadi di lembah Sungai Mississippi dan Ohio. Kendati begitu, data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan kasus infeksi spora H. capsulatum juga telah dilaporkan di 14 negara bagian.
Hanya sekitar 1 persen orang yang terpapar H. capsulatum yang mengalami gejala. Gejala ini biasanya muncul dalam waktu tiga hingga 17 hari setelah terpapar jamur, meliputi demam, menggigil, nyeri otot, dan nyeri dada.
Orang dengan riwayat penyakit paru-paru atau memiliki sistem kekebalan tubuh lemah menjadi kelompok paling rentang mengembangkan histoplasmosis parah, di mana gejalanya dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan mematikan. Sekitar 5 hingga 7 persen pasien yang dirawat di rumah sakit dengan histoplasmosis meninggal dunia akibat infeksi.
ADVERTISEMENT
Adapun pria di Rochester memiliki riyawat penyakit lain sebelum mereka terserang histoplasmosis. Riwayat penyakit inilah yang diduga memperburuk keadaan pria tersebut.
Pria pertama, misalnya, memiliki riwayat penyakit emfisema, yakni kondisi di mana kantung udara di paru-paru rusak sehingga pernapasannya terganggu. Sementara itu, pria kedua memiliki riwayat perokok berat, selain rokok mariyuana.
Penulis studi melaporkan pupuk komersial yang mengandung kotoran kelelawar harus diuji untuk H. capsulatum sebelum dipasarkan. Jika tidak, produk harus dilabeli dengan tanda peringatan dan memberikan petunjuk tentang cara menggunakannya dengan aman.
Untuk meminimalkan risiko infeksi, CDC menyarankan agar orang menghindari aktivitas yang dapat meningkatkan paparan H. capsulatum, seperti membersihkan kandang ayam atau tidak menjelajahi gua. Kotoran burung dan kelelawar juga bisa menjadi media infeksi H. capsulatum, jadi harus dibuang dan dibersihkan.
ADVERTISEMENT