Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Fenomena Gerhana Matahari Cincin abad ke-21 akan terjadi pada 26 Desember 2019 mendatang. Fenomena langka ini dapat diamati di beberapa wilayah di Indonesia bagian barat dan sebagian Kalimantan.
ADVERTISEMENT
Adapun wilayah yang akan dilintasi gerhana ini, antara lain sebagai berikut, menurut siaran pers yang diedarkan LAPAN.
- Sumatra Utara: Sibolga dan Padang Sidempuan
- Riau: Siak, Duri, Pulai Pedang, Pulau Bengkalis, Pulau Tebing Tinggi, dan Pulau Rangsang
- Kepulauan Riau: Batam dan Tanjung Pinang
- Kalimantan Barat: Singkawang
- Kalimantan Utara: Makulit dan Tanjung Selor
- Kalimantan Timur: Berau
Titik greatest eclipse (GE) akan terjadi ketika sumbu bayangan Bulan berada paling dekat dengan pusat Bumi, yakni di tengah selat di dekat Pulau Pedang, tepatnya pada koordinat (1,0089° LU; 102,2465° BT), dengan durasi fase cincin selama 3 menit 39 detik.
Gerhana Matahari Cincin kali ini diperkirakan akan berlangsung selama 3 jam 50 menit. Di mana, gerhana akan dimulai pada pukul 10.22 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.17 WIB, dan akhir gerhana sebagian terjadi pada pukul 14.12 WIB.
Fenomena Gerhana Matahari Cincin sendiri dapat terjadi ketika Bulan berada segaris dengan Bumi dan Matahari, dan Bulan berada pada titik Apogee (titik terjauh dengan bumi). Pada saat terjadinya gerhana cincin, piringan Bulan akan tampak lebih kecil ketimbang piringan Matahari, dan tidak akan menutupi piringan Matahari sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
Kerucut umbra (bayangan inti yang berada di bagian tengah) tidak sampai ke permukaan Bumi dan akan terbentuk kerucut tambahan yang disebut antumbra. Pengamat yang berada dalam wilayah antumbra akan melihat Matahari tampak seperti “cincin” di langit. Inilah yang disebut gerhana Matahari cincin.