Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
3 Ilmuwan Pengembang Baterai Lithium Raih Hadiah Nobel Kimia 2019
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketiga peneliti itu berhak atas hadiah sebesar 9 juta kronor atau sekitar Rp 12 miliar untuk dibagi bersama. Kabar gembira ini disampaikan oleh Royal Swedish Academy of Sciences di Stockholm pada Rabu (9/10).
Salah satu peneliti, Goodenough, kini menjadi ilmuwan tertua dalam sejarah yang pernah meraih Hadiah Nobel . Ia mendapatkan Hadiah Nobel ini di usia 97 tahun.
Para pengembang baterai lithium-ion memang telah lama digadang-gadang menjadi pemenang Hadiah Nobel. Ini karena baterai ini terbukti sangat penting bagi dunia teknologi sekarang.
"Mereka telah meletakkan dasar bagi masyarakat bebas bahan bakar fosil, dan telah memberikan manfaat besar bagi umat manusia," papar Royal Swedish Academy of Sciences, dilansir The Guardian.
Baterai lithium-ion jauh lebih ringan dan kokoh dibanding jenis baterai pendahulunya. Baterai ini bisa bertahan lebih lama, dan ditemukan di mana-mana, mulai dari ponsel, laptop, sampai mobil listrik.
ADVERTISEMENT
"Baterai mobil listrik tidak lagi seberat dua ton, tapi hanya 300 kilogram saja," ujar Sara Snogerup Linse, anggota Komite Nobel Kimia, memuji Lithium-ion.
"Kemampuan untuk menyimpan energi dari sumber terbarukan, seperti Matahari dan angin, membuka jalan agar masyarakat bisa mengonsumsi energi bersih," lanjut dia.
Dalam sebuah wawancara dengan The New York Times awal tahun ini, Goodenough sempat merendah atas temuannya itu. Goodenough mengatakan bahwa ia tidak menyangka temuannya akan berdampak begitu besar pada dunia.
"Ketika kami mengembangkan baterai, itu hanya seperti melakukan sebuah pekerjaan biasa," kata dia.
"Saya sama sekali tidak tahu apa yang akan para insinyur teknik elektro lakukan dengan baterai itu. Saya benar-benar tidak menduga itu digunakan pada ponsel, kamera video, dan lainnya," sambung Goodenough.
Lucunya, Goodenough sedang tidur ketika Hadiah Nobel diumumkan. Ia baru mengetahui kemenangannya ketika koleganya, Profesor Maria Helena Braga dari Porto University, datang ke kamarnya untuk memberi tahu kabar bahagia itu.
ADVERTISEMENT
"Hidup itu memang penuh dengan kejutan," ujar Goodenough yang tak menyangka memenangkan Hadiah Nobel di usia lanjutnya.