4 Kasus Suara Misterius di Bumi yang Belum Terpecahkan

18 Desember 2018 8:08 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Langit biru cerah. (Foto: Ant Rozetsky/Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Langit biru cerah. (Foto: Ant Rozetsky/Unsplash)
ADVERTISEMENT
Pekan lalu, daerah Pekalongan, Jawa Tengah, dihebohkan oleh video berisi suara dengungan di tengah malam. Sumber suara asli itu masih belum diketahui, tapi ada yang berpendapat suara itu berasal dari pesawat yang kebetulan melintas di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Ini bukanlah kali pertama umat manusia dihebohkan oleh laporan suara misterius. Ada beberapa kejadian suara misterius yang sebelumnya pernah terjadi.
Kejadian apa sajakah itu? Berikut ini empat kasus suara misterius di Bumi yang masih belum terpecahkan sebagaimana dikutip dari Cosmos Magazine.
1. Hum
Sejak tahun 1960-an orang-orang di berbagai penjuru dunia pernah mendengar suara frekuensi rendah yang konstan. Kebanyakan yang mendengarnya mengatakan suara itu mirip dengan mesin truk dan penyumbat telinga tidak efektif menahan suara itu.
Suara itu dinamai Hum. Salah satu Hum yang pernah diteliti adalah Hum Taos yang terjadi pada awal 1990-an di kota Taos, New Mexico, Amerika Serikat.
Menurut sebuah survei oleh Joe Mullins, profesor emeritus teknik di University of New Mexico, hanya sekitar 2 persen dari populasi di Taos yang mengaku pernah mendengar Hum Taos.
ADVERTISEMENT
Hum biasanya terjadi di dalam ruangan, menjadi lebih keras pada malam hari, terdengar lebih sering di area pedesaan dan pinggiran kota. Orang dengan usia paruh baya cenderung lebih sering mendengar suara ini.
Ada beberapa yang menganggap bahwa Hum bukan suara fisik, melainkan akibat psikologis dari orang yang terlalu fokus terhadap suara di lingkungannya.
Banyak teori yang diajukan untuk menjelaskan dengungan ini. Misalnya sumbernya adalah getaran dari tremor Bumi, alat komunikasi wireless, terowongan di dalam Bumi, atau suara ikan yang ingin kawin.
Selain itu, ada riset oleh David Deming, peneliti Bumi di University of Nebraska, yang mengemukakan hipotesis bahwa Hum adalah hasil dari transmisi radio frekuensi sangat rendah yang digunakan pihak militer.
ADVERTISEMENT
2. Skyquake atau “gempa langit"
Alam bisa jadi inspirasi saat memberi nama anak kembar (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Alam bisa jadi inspirasi saat memberi nama anak kembar (Foto: Pixabay)
Selain Hum, ada juga Skyquake atau “gempa langit” yang suaranya dilaporkan sering terdengar di Bumi. Biasanya suara semacam ini terdengar dekat air dan bisa membuat jendela bergetar karena kekuatannya. Pertama kali kejadian ini dilaporkan pada 1824.
Para peneliti sendiri punya beberapa dugaan atas Skyquake ini. Jika terjadi dekat pantai, ada dugaan suara terjadi akibat ombak besar menghantam tebing. Selain itu, bukit pasir juga bisa, meski tidak diketahui mekanismenya, memproduksi suara demikian.
Dugaan lainnya adalah suara berasal dari meteor yang bertambah cepat saat memasuki atmosfer Bumi, gelombang dari koronal Matahari yang menabrak medan magnet Bumi, erupsi suatu gunung api, petir di bagian atas atmosfer, gempa di lapisan dalam Bumi yang menyebabkan kerak parah, atau gas yang keluar dari lubang-lubang di bawah laut.
ADVERTISEMENT
3. Nyanyian paus 52 Hertz
Suara misterius lainnya adalah nyanyian seekor paus yang berbeda dengan yang kita ketahui. Suara ini terlacak di Pasifik Utara pada 1992, namun ia tak pernah dipelajari lebih lanjut.
Suara ini, meski memiliki kemiripan dengan suara paus biru dan paus sirip, tampaknya tidak berhubungan dengan dua spesies tersebut. Suara ini berada pada frekuensi 52 Hz, jauh lebih tinggi dibanding dua spesies tersebut. Sebab, paus biru biasanya punya suara antara 10-39 Hz dan paus sirip adalah 20 Hz.
Para peneliti berspekulasi bahwa suara ini berasal dari hewan yang mengalami kecacatan atau spesies hibrida hasil keturunan dari paus biru dan paus sirip. Ada juga yang menganggapnya suara ini adalah nyanyian paus dalam dialek berbeda.
ADVERTISEMENT
Suara paus ini dianggap sebagai suara dari paus paling kesepian di seluruh dunia. Tapi menurut ahli suara paus, suara ini memiliki banyak kesamaan dengan suara nyanyian paus biru lain, artinya paus lain bisa mendengarnya atau bahkan memberikan respons.
4. The Upsweep
Suara misterius ini pertama kali dideteksi oleh US National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada 1991 di Samudra Pasifik. Suara ini terus berubah-ubah, berada di puncaknya pada musim semi dan musim gugur.
Para peneliti tidak mengetahui apakah perubahan terjadi akibat sumber suara ikut berubah atau perubahan terjadi karena lingkungan yang dilewati suara juga berubah.
Ada suatu penjelasan atas suara ini, yaitu gunung api di dasar laut. Tapi hal itu masih belum dikonfirmasi lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Suara diduga berasal dari lava panas yang bertemu air laut yang dingin. Suara ini masih bisa dideteksi, namun keberadaannya semakin berkurang dibanding saat pertama kali dideteksi.