5 Efek Aneh Gigitan Serangga pada Manusia

19 Maret 2018 15:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi serangga spesies baru (Foto: Thinkstock/ quangpraha)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangga spesies baru (Foto: Thinkstock/ quangpraha)
ADVERTISEMENT
Gigitan serangga umumnya akan meninggalkan rasa gatal serta bentol kemerahan di kulit manusi. Namun ada beberapa jenis serangga yang bisa menimbulkan efek gigitan aneh dan unik pada tubuh kita, mulai dari serangan jantung hingga ereksi berjam-jam.
ADVERTISEMENT
Berikut lima gigitan serangga yang menimbulkan efek aneh pada tubuh kita, sebagaimana dirangkum dari Live Science.
1. Serangan jantung
Penyakit jantung pada kaum milenial (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Penyakit jantung pada kaum milenial (Foto: Dok. Thinkstock)
Biasanya sengatan serangga menyebabkan suatu reaksi alergi yang cukup serius. Namun ternyata dalam beberapa kasus sengatan serangga dapat membuat terjadinya serangan jantung.
Salah satu contohnya adalah kejadian yang menimpa seorang pria berusia 45 tahun asal Inggris yang disengat tawon pada 2017.
Meski dia tidak memiliki alergi terhadap sengatan sebelumnya, pada kali tersebut dirinya mengalami ruam dan juga sakit di bagian dada kirinya setelah disengat.
Pada akhirnya tim medis menemukan, serangan jantung yang pria itu alami terjadi akibat reaksi alergi terhadap sengatan. Menurut dokter, sistem imun pria tersebut menyebabkan plak di arterinya meledak sehingga menurunkan pasokan aliran darah ke jantung.
ADVERTISEMENT
2. Ereksi
Ilustrasi Penis (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penis (Foto: Pixabay)
Pria yang disengat oleh laba-laba pengembara Brasil atau Phoneutria nigriventer akan mengalami ereksi yang lama dan menyakitkan.
Hal ini terjadi karena zat di dalam racun bernama PnTx2-6 menaikkan tingkat oksida nitrat, zat kimia yang meningkatkan aliran darah dan terlibat dalam proses terjadinya ereksi.
Kini para peneliti tengah mempelajari kemungkinan PnTx2-6 untuk dijadikan obat melawan disfungsi ereksi.
3. Alergi daging merah
Kandungan lemak trans pada daging merah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kandungan lemak trans pada daging merah. (Foto: Thinkstock)
Mereka yang disengat oleh kutu lone star atau Amblyomma americanum yang biasanya ditemukan pada daerah selatan dan timur AS tampaknya harus siap mengucapkan selamat tinggal kepada daging.
Sebab pada beberapa kasus, meski langka, mereka yang digigit kutu tersebut mulai mengalami alergi terhadap molekul bernama alpha-gal atau galactose-alpha-1,3-galactose yang banyak ditemukan di daging sapi, babi, domba dan daging merah lainnya.
ADVERTISEMENT
Mereka yang mengalami alergi ini akan mengalami gatal-gatal, bengkak, pusing dan gejala alergi lainnya sekitar tiga hingga enam jam setelah makan daging merah.
Bahkan dalam kasus yang sangat langka, ada orang yang sampai mengalami anafilaksis, kondisi alergi parah yang berpotensi mengancam jiwa.
Biasanya mereka yang mengalami alergi ini harus menghindari daging merah seutuhnya, tapi ada juga yang masih bisa mengkonsumsi daging merah dengan porsi sedikit.
4. Stroke
Stroke juga bisa dialami oleh remaja usia 20an (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Stroke juga bisa dialami oleh remaja usia 20an (Foto: Thinkstock)
Sudah jadi anggapan umum bahwa tawon memang berbahaya. Selain sengatannya bisa menyebabkan serangan jantung, ternyata sengatan tawon juga bisa menimbulkan terjadinya stroke.
Dalam suatu kasus yang terjadi pada 2016 di Ohio, AS, ada seorang pria berusia 44 tahun yang mengalami simtom stroke setelah disengat tawon.
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi dikarenakan racun dari tawon dapat membuat pembuluh darah menyempit sehingga bisa menyebabkan stroke.
5. Lumpuh
Ilustrasi orang lumpuh. (Foto: Mabel Amber/pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang lumpuh. (Foto: Mabel Amber/pixabay)
Meski sangat langka, mereka yang digigit oleh nyamuk dapat mengalami kelumpuhan jika nyamuk tersebut membawa virus West Nile.
Namun demikian, menurut Centers for Disease Control and Prevention AS, sebenarnya hanya sekitar satu persen orang yang mengalami simtom parah seperti kejang-kejang, kehilangan penglihatan, mati rasa dan kelumpuhan akibat digigit nyamuk ini.
Biasanya simtom berbahaya tersebut terjadi ketika virus menembus darah pembatas di otak dan menyebabkan terjadinya peradangan di otak atau jaringan sekelilingnya, serta saraf tulang belakang.