5 Spesies Baru Katak Kecil Ditemukan di Madagaskar, Apa Saja?

29 Maret 2019 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu katak terkecil di dunia, Mini mum. Foto: Andolalao Rakotoarison via PLOS ONE.
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu katak terkecil di dunia, Mini mum. Foto: Andolalao Rakotoarison via PLOS ONE.
ADVERTISEMENT
Madagaskar telah menjadi rumah bagi berbagai spesies hewan di bumi. Ada sekitar 350 jenis katak yang hidup di tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Jumlah itu kini bertambah, setelah tim peneliti menemukan lima spesies baru katak mini yang belum pernah teridentifikasi. Tiga di antaranya bahkan termasuk genus (keluarga) baru.
Dalam penemuan yang laporannya sudah diterbitkan di jurnal PLOS ONE ini, para katak itu memiliki ukuran beragam, mulai dari terkecil 8 milimeter hingga terbesar 14 milimeter. Dengan ukuran ini, mereka masuk dalam jajaran katak terkecil di dunia, sekaligus menjadi vertebrata terkecil. Tiga di antaranya diberi nama Mini mum, Mini scule, dan Mini ature.
Salah satu katak terkecil di dunia, Mini mum. Foto: Andolalao Rakotoarison via PLOS ONE.
Katak Mini mum memiliki ukuran antara 8 milimeter hingga 11 milimeter. Ukurannya itu sedikit lebih besar dari sebutir beras. Mini mum juga menjadi saingan terberat bagi katak terkecil di dunia yang kini dipegang oleh katak asal Papua Nugini, Paedophryne amauensis, dengan ukuran 7 milimeter. Dan sejauh ini, katak mini yang terbesar berukuran 14 milimeter.
ADVERTISEMENT
“Dibutuhkan banyak kesabaran. Anda dapat menghabiskan waktu satu jam untuk menemukan katak-katak itu, dan akhirnya gagal menangkapnya. Apalagi katak mini mum yang hanya bisa anda temukan secara kebetulan,” kata Mark Scherz, biolog evolusi sekaligus penulis utama, kepada IFL Science.
“Beruntung mereka sering berkelompok, dan membuat kami lebih mudah (menemukannya)."
Untuk memastikan mereka genus dan spesies baru, Sherz dan timnya harus menggunakan pemindai microCT untuk mengidentifikasi perbedaan kecil pada tulang dan gigi makhluk mini tersebut.
Menurut Scherz, katak-katak kecil di Madagaskar telah berevolusi secara berulang kali, begitupun katak-katak yang ada di Asia Tenggara dan Amerika Selatan. Ini disebabkan karena hewan-hewan itu harus bertahan hidup dan menyesuaikan dengan kondisi alam.
ADVERTISEMENT
"Sangat mungkin itu terkait dengan fakta bahwa mereka dapat menjelajahi habitat yang lebih rumit, menjauh dari pemangsa dan memanfaatkan sumber daya yang tidak dikuasai oleh katak yang lebih besar,” imbuhnya.
Menurut Scherz, Madagaskar telah banyak kehilangan habitat hewan. Hal ini diakibatkan oleh tingkat deforestasi yang tinggi di negara tersebut. Kondisi ini terekam dalam aplikasi Google Earth, di mana kita bisa melihat seberapa parah deforestasi dan seberapa banyak habitat yang telah hilang di daerah itu.