Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
"Kita enggak tahu, mungkin besok WHO mengumumkan ada obat HIV ditemukan,” kata Nurdiyanto alias Antonio Blanco , pria Jakarta yang sudah enam tahun terakhir ini hidup dengan keberadaan Human Immundeficiency Virus (HIV ) di dalam tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Antonio hanyalah satu di antara puluhan juta orang yang mengidap HIV di seluruh dunia. HIV yang dikenal sebagai virus berbahaya karena dapat menyebabkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), sindrom mematikan yang ditandai dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga rentan terkena berbagai macam penyakit.
Setiap harinya diperkirakan ada sekitar 5 ribu orang meninggal akibat HIV/AIDS. HIV diketahui menyerang manusia dengan melawan sel-sel imun tubuh yang disebut sel CD4 atau T Cell. Sel-sel ini dalam kondisi normal memiliki fungsi yang amat penting dalam sistem kekebalan tubuh, yakni melawan patogen atau penyakit yang masuk.
Sampai saat ini belum ada vaksin ataupun obat yang telah sukses dikembangkan untuk melindungin tubuh dari HIV ataupun menyembuhkan AIDS. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sampai sekarang hanya bisa bergantung pada obat antiretroviral (ARV) yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan HIV saja.
ADVERTISEMENT
Meski sampai kini belum ada satupun vaksin ataupun obat untuk HIV/ADIS, bukan berarti artinya tak ada peneliti yang mencoba membuatnya. Saat ini banyak penelitian di dunia yang sedang dijalankan untuk mengembangkan vaksin HIV..
Berikut lima upaya penciptaan vaksin HIV di seluruh dunia yang tim kumparanSAINS rangkum dari berbagai sumber.
1. Vaksin HIV Penelitian Peter Holst
Peter Johannes Holst adalah peneliti asal Denmark yang bekerja sama dengan IPB untuk meneliti vaksin HIV.
Ia menggunakan strategi vaksin yang baru untuk melawan HIV, yaitu dengan membantu sistem imun melawan virus tersebut. Namun vaksin rancangan Holst dan timnya ini masih memerlukan uji klinis sebelum bisa digunakan pada manusia.
Holst menyebut kemungkinan pembuatan vaksin HIV ini baru bisa rampung dan diproduksi secara massal untuk digunakan oleh manusia adalah sekitar sepuluh tahun lagi.
ADVERTISEMENT
2. Vaksin yang Dikembangkan University of Oxford
Vaksin yang dikembangkan di University of Oxford ini menggabungkan vaksin HIV dengan obat yang biasanya digunakan untuk mengobati kanker.
Berdasarkan hasil uji coba, keberadaan HIV pada lima dari 24 peserta uji coba berhasil terdeteksi hilang setelah mereka menggunakan vaksin ini. Bahkan, salah seorang di antara mereka kemudian tak lagi mengonsumsi ARV selama tujuh bulan, sebagaimana dilansir The Independent .
Vaksin ini didesain supaya bisa membuat sistem imun menyerang sel-sel yang telah terinfeksi HIV. Dalam hasil percobaan yang para peneliti University of Oxford lakukan, vaksin ini dapat membuat sistem imun memberikan respons ribuan kali lebih kuat dibanding apabila diberikan vaksin lainnya.
ADVERTISEMENT
3. Vaksin HIV dari UMASS Medical School
Dr. Shan Lu dari University of Massachusetts Medical School (UMASS) telah mengembangkan vaksin HIV ini selama lebih dari 20 tahun. Pada 13 April 2018 lalu, ia dan timnya mulai melakukan uji klinis terhadap vaksin tersebut.
"Sangat mungkin bahwa vaksin dapat menjadi bagian dari vaksin yang diberikan ke orang-orang memiliki kekuatan imun yang kuat melawan HIV." kata Dr. Kenneth Mayer direktur dari Fenway Health Medical Research yang bekerja sama dengan UMASS dalam mengembangkan vaksin ini, seperti dilansir NECN .
Shan Lu sendiri meyakini bahwa vaksin yang ia kembangkan, yang menggabungkan protein dari beberapa jenis HIV untuk menstimulasi respons dari sistem imun, adalah harapan terbaik bagi mereka yang membutuhkan keberadaan vaksin HIV.
ADVERTISEMENT
4. Menggunakan DNA Sintetis
Dalam studi yang dipublikasikan di Nature Chemistry, para peneliti berhasil mengembangkan senyawa sintetis yang mampu meniru permukaan DNA dan mampu mengecoh HIV untuk menginfeksi DNA sintetis tersebut.
Selain itu, menurut hasil penelitian, ditemukan juga bahwa DNA sintetis tersebut dapat mengikat HIV jauh lebih kuat dibanding DNA asli sendiri.
Saat ini metode menggunakan DNA sintetis untuk melawan HIV ini masih dalam tahap pengembangan. Penelitian ini sendiri dilakukan oleh gabungan tim peneliti asal CNRS, Inserm dan Bordeaux University yang dipimpin oleh Ivan Huc dari Prancis.
5. Vaksin HIV Kolaborasi J&J, NIH dan BMGF
Harapan terbesar akan adanya vaksin HIV yang bisa digunakan manusia dalam waktu paling dekat ini adalah satunya ada pada vaksin HIV yang sedang dikembangkan oleh Johnson & Johnson (J&J), Institut Kesehatan Nasional AS (National Institutes of Health/NIH) dan Yayasan Bill & Melinda Gates (Bill & Melinda Gates Foundation/BMGF)
ADVERTISEMENT
Sejak November 2016 J&J, NIH, BMGF telah berkolaborasi menguji vaksin HIV pada 2.600 perempuan di Afrika Selatan. Diharapkan, hasil pengujian ini bisa dilihat pada Mei 2020.
Vaksin yang HIV yang sedang mereka uji coba ini merupakan pengembangan dari vaksin sebelumnya. Sebelumnya pada 2009 mereka telah menguji coba vaksin HIV di Thailand yang terbukti dapat menurunkan infeksi HIV sebanyak 31 persen, seperti dilansir Reuters. Mereka berharap hasil uji coba kali ini memiliki efektivitas yang lebih tinggi, setidaknya dapat menurunkan infeksi HIV hingga 50 persen.
Pembuatan dan uji coba vaksin HIV yang didukung penuh oleh pemerintah AS melalui NIH ini merupakan salah satu riset vaksin HIV yang paling maju karena sudah diuji coba pada relawan manusia secara langsung, sementara banyak riset yang dilakukan oleh pihak-pihak lainnya kebanyakn baru menerapkan uji coba vaksin HIV mereka di laboratorium dan pada tubuh hewan seperti primata.
ADVERTISEMENT