6 Spesies Hewan Baru yang Ditemukan di Indonesia Sepanjang 2017

19 Desember 2017 13:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orangutan tapanuli, ular serigala, kadal bintik  (Foto: Andrew Walmsley/Reuters, Amir Hamidy/LIPI)
zoom-in-whitePerbesar
Orangutan tapanuli, ular serigala, kadal bintik (Foto: Andrew Walmsley/Reuters, Amir Hamidy/LIPI)
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki wilayah daratan dan lautan yang begitu luas. Tak hanya itu, Tanah Air kita ini pun memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Maka tak heran, ada banyak hewan di negeri ini yang hingga kini masih belum teridentifikasi.
ADVERTISEMENT
Sejumlah penemuan fauna jenis baru di Indonesia sepanjang tahun 2017 menunjukkan masih banyaknya kekayaan alam Indonesia yang belum diketahui dan masih perlu dipelajari lebih jauh. Ini menujukkan, daratan dan lautan negeri ini masih menyimpan begitu banyak rahasia dan misteri yang perlu diungkap ke depannya.
Berikut adalah beberapa fauna jenis baru yang berhasil ditemukan di wilayah Indonesia selama tahun 2017. Beberapa jenis hewan ini ada yang sudah dipelajari sejak lama, tapi baru mendapatkan nama ilmiah dan dianggap sebagai spesies baru di tahun ini.
Pongo tapanuliensis atau orangutan tapanuli. (Foto: Andrew Walmsley/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pongo tapanuliensis atau orangutan tapanuli. (Foto: Andrew Walmsley/Reuters)
Penemuan orangutan Tapanuli yang memiliki nama ilmiah Pongo tananuliensis ini mungkin merupakan penemuan spesies hewan yang paling mendapatkan sorotan, tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia.
ADVERTISEMENT
Penelitian terhadap orangutan ini sebenarnya sudah dilakukan lama, yaitu sejak 2013. Penelitian akhirnya mengungkapkan orangutan Tapanuli berbeda dengan orangutan Sumatera, bahkan disebut memiliki usia yang lebih tua daripada orangutan Sumatera maupun orangutan Kalimantan.
Secara fisik, orangutan Tapanuli memiliki bulu yang lebih keriting, kepala yang lebih kecil, serta wajah yang lebih gepeng.
Sayangnya, segera setelah diresmikan menjadi spesies baru pada November 2017, orangutan Tapanuli juga ‘dihadiahi’ gelar terancam punah, mengingat jumlah yang hanya tersisa 800 ekor.
Pseudocalotes baliomus (Foto: Amir Hamidy/LIPI)
zoom-in-whitePerbesar
Pseudocalotes baliomus (Foto: Amir Hamidy/LIPI)
Kadal asal Bukittinggi, Sumatera Barat, ini adalah salah satu spesies baru yang ditemukan oleh peneliti dari Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), bekerjasama dengan University of Texas at Arlington dan Universitas Brawijaya.
ADVERTISEMENT
Keberadaan kadal ini sebenarnya sudah diketahui oleh Salomon Muller, seorang naturalis Jerman yang bekerja untuk pemerintah Belanda sejak tahun 1830, namun taksonominya sendiri baru diberikan pada Juni 2017.
Kadal ini memiliki nama ilmiah Pseudocalotes baliomus. Balio dalam Bahasa Yunani berarti bintik sementara omos berarti putih. Nama ilmiah ini menggambarkan ciri khas dari kadal yang memiliki bintik putih di pundaknya.
Burung spesies baru diberi nama Iriana.  (Foto: Dok. Siti Nurbaya Bakar)
zoom-in-whitePerbesar
Burung spesies baru diberi nama Iriana. (Foto: Dok. Siti Nurbaya Bakar)
Burung jenis baru dari NTT ini ditemukan oleh peneliti LIPI, Dewi M Prawiradilaga. Penamaannya sendiri sedikit unik karena Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, secara khusus menyurati Presiden Jokowi untuk meminta izin agar dapat menamai burung tersebut seperti nama Ibu Negara, Iriana.
Burung dengan bobot tubuh 32,23 gram dan memiliki warna hitam serta merah di kepalanya itu diberi nama ilmiah Myzomela irianae.
ADVERTISEMENT
Burung ini memiliki habitat di hutan, semak-semak, kebun, dan pohon yang berbunga. Makanan utamanya adalah nektar pada bunga atau pohon jati. Segera setelah ditemukan, burung iriana ini memiliki status dilindungi.
Lycodon sidiki  (Foto: Amir Hamidy/LIPI)
zoom-in-whitePerbesar
Lycodon sidiki (Foto: Amir Hamidy/LIPI)
Seekor ular yang memiliki warna hitam dan putih unik ini ditemukan di Aceh. Secara rular ini resmi, penemuan ular ini dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa pada Juni 2017 dan diberi nama ilmiah Lycodon sidiki.
Nama Lycodon sidiki diambil dari nama peneliti reptil senior LIPI, Irvan Sidik. Penemuan ini merupakan hasil dari penelitian kolaborasi antara Amir Hamidy, ahli herpetologi LIPI dengan University of Texas at Arlington dan Universitas Bawijaya.
Ular ini termasuk ular yang tidak berbisa, namun tetap memiliki taring panjang yang tajam seperti ular berbisa. Panjang tubuhnya sekitar 71 sentimeter dengan kulit hitam dan lingkaran-lingkaran putih.
ADVERTISEMENT
Tarsius Gursky (Foto: Myron Shekelle/journal Primate Conservation)
zoom-in-whitePerbesar
Tarsius Gursky (Foto: Myron Shekelle/journal Primate Conservation)
Tarsius ini menjadi perbincangan karena dianggap mirip dengan tokoh dalam film Star Wars, yaitu Yoda. Bahkan, studi mengenai tarsius ini dirilis pada 4 Mei 2017, yaitu bertepatan dengan 'Hari Star Wars'.
Tarsius Gursky tersebar di Tangkoko hingga Taman Nasional Dumaga-Bone, bagian utara Pulau Sulawesi. Tarsius ini dinamakan seperti penemunya, yaitu Dr. Sharon Gursky dari Departemen Antropologi Texas A&M University. Nama ilmiahnya adalah Tarsius spectryumgurskyae.
Tarsius Jatna (Foto: Myron Shekelle/journal Primate Conservation)
zoom-in-whitePerbesar
Tarsius Jatna (Foto: Myron Shekelle/journal Primate Conservation)
Selain Tarsius Gursky, Tarsius Jatna adalah jenis tarsius baru yang ditemukan di Sulawesi pada tahun 2017. Tarsius Jatna memiliki tubuh lebih pendek daripada Tarsius Gursky, namun memiliki kuping yang sedikit lebih panjang.
Selain itu, perbedaan mereka bisa dikenali dari suaranya. Tarsius Jatna memiliki nama ilmiah T. supriatnai.
ADVERTISEMENT
Kira-kira hewan baru apa lagi ya yang akan ditemukan di Indoneesia pada tahun 2018 mendatang?