Ada Kuil Kuno Tersembunyi di Bawah Situs Megalitikum Gunung Padang

19 Desember 2018 6:58 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situs Megalitikum Gunung Padang yang berbentuk mirip piramida. (Foto: Danny Hilman Natawidjaja/LIPI)
zoom-in-whitePerbesar
Situs Megalitikum Gunung Padang yang berbentuk mirip piramida. (Foto: Danny Hilman Natawidjaja/LIPI)
ADVERTISEMENT
Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, yang berbentuk mirip piramida diduga kuat merupakan sisa dari struktur sebuah kuil kuno yang tersembunyi di bawahnya. Bukti atas dugaan ini dipaparkan oleh para peneliti pada acara tahunan American Geophysical Union (AGU) 2018 di Washington, D.C., ibu kota Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan yang dipaparkan di acara tersebut, struktur kuil itu berada tepat di bawah Situs Megalitikum Gunung Padang. Para peneliti berpendapat bahwa "bukit" yang terletak di bawah situs tersebut adalah buatan manusia.
"Sebelumnya yang terlihat hanya struktur yang ada di permukaan, struktur ini mengarah ke bawah dan besar kemungkinannya punya ukuran yang besar," kata Andang Bachtiar, geolog yang memimpin penggalian dan analisis tanah di proyek penelitian Gunung Padang, dikutip dari Live Science.
Sementara itu, Danny Hilman Natawidjaja, pemimpin proyek penelitian Gunung Padang, mengatakan bahwa struktur yang terkubur ini mungkin sangat mirip piramida. Namun, ia menambahkan bahwa struktur Situs Megalitikum Gunung Padang ini berbeda dengan piramida yang dibangun oleh bangsa Maya.
ADVERTISEMENT
Piramida bangsa Maya cenderung lebih simetris, sementara struktur ini cenderung lebih melebar dengan sebuah struktur setengah lingkaran di depannya.
"Kuil ini sangat unik," kata Danny Hilman.
Struktur kuil mirip piramida tersembunyi hingga menyerupai bukit (lingkaran merah) dan puncaknya (lingkaran kuning). (Foto: Danny Hilman Natawidjaja/LIPI)
zoom-in-whitePerbesar
Struktur kuil mirip piramida tersembunyi hingga menyerupai bukit (lingkaran merah) dan puncaknya (lingkaran kuning). (Foto: Danny Hilman Natawidjaja/LIPI)
Dugaan atas keberadaan struktur raksasa di bawah Situs Megalitikum Gunung Padang berasal dari beberapa bagian yang tidak terkubur berbeda dengan batuan yang ada di sekitar situs. Danny Hilman menambahkan bahwa bentuk bukit yang tidak biasa juga membuatnya tampak berbeda dengan lingkungan sekitar.
"Dia tidak mirip dengan topografi di sekitarnya, yang tampak telah banyak mengalami erosi. Bukit tampak masih sangat muda dan terlihat seperti buatan bagi kami," jelas dia.
Danny Hilman dan timnya menggunakan banyak teknik, seperti tomografi sinar x dan survei radar penembus tanah, untuk mengintip keberadaan kuil kuno itu.
ADVERTISEMENT
Dari hasil penelitian ini, tim peneliti berhasil menemukan beberapa lapisan dari sebuah struktur yang cukup besar. Luasnya sekitar 150 ribu meter persegi dan telah ditutupi tanah selama ribuan tahun. Tiap lapisan tanah menunjukkan periode waktu yang berbeda.
Di bagian puncak lapisan teratas ada beberapa pilar yang terbuat dari batuan basal. Selain itu ada juga beberapa kolom batu yang diatur membentuk tembok, jalan, dan ruangan. Tim peneliti mengestimasi lapisan tersebut berusia antara 3.000 hingga 3.500 tahun.
Di bawah permukaan, di kedalaman sekitar tiga meter ada lapisan kedua dari kolom batu serupa yang diduga berusia antara 7.500 hingga 8.300 tahun. Kemudian ada lapisan ketiga yang berada di kedalaman 15 meter di bawah permukaan yang berusia lebih dari 9.000 tahun. Survei yang dilakukan tim peneliti juga mendeteksi beberapa ruangan di bawah tanah.
Lapisan piramida situs Megalitikum Gunung Padang. (Foto: Danny Hilman Natawidjaja/LIPI)
zoom-in-whitePerbesar
Lapisan piramida situs Megalitikum Gunung Padang. (Foto: Danny Hilman Natawidjaja/LIPI)
Situs Gunung Padang pertama kali muncul dalam laporan Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch-Indië atau Dinas Kepurbakalaan Hindia Belanda pada 1914. Proses penelitian kemudian dimulai tahun 1979.
ADVERTISEMENT
Namun, penelitian serius baru benar-benar dilakukan oleh Tim Terpadu Riset Mandiri pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tim peneliti ini terdiri dari ahli arkeologi, geografi, dan antropologi. Mereka menggali mulai 2010 hingga 2014. Kesimpulan terkait usia Gunung Padang diambil dari uji tanah dan material.
Situs ini kini ramai didatangi pengunjung. Tiket masuk hanya dihargai Rp 5 ribu. Danny Hilman menjelaskan bahwa kini bagian puncak Situs Megalitikum Gunung Padang masih digunakan sebagai tempat berdoa dan meditasi sejumlah warga. Ia menduga fungsi tempat tersebut pada 2.000 tahun lalu juga memang seperti itu.