Adakah Virus Alien yang Hidup di Luar Angkasa? Ini Kata Ilmuwan

9 September 2021 8:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Selain virus corona, ada banyak mikroba yang hidup di Bumi. Mereka dapat ditemukan di darat, air, dan udara. Namun, apakah mikroorganisme juga bisa ditemukan di luar Bumi? Jawabannya mungkin saja ada.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diungkapkan oleh seorang ilmuwan terkemuka yang mengatakan bahwa virus mematikan seperti SARS-CoV-2 mungkin tidak hanya ditemukan di Bumi, tapi juga di tempat lain di alam semesta.
Ia adalah Prof. Paul Davies, seorang astrobiolog, kosmolog, sekaligus direktur Beyond Center for Fundamental Concepts in Science di Arizona State University. Gagasan adanya virus alien didasarkan pada kehidupan mikroba hingga peradaban super maju yang mungkin telah memberi sinyal kepada kita.
Kendati untuk mendukung gagasan tersebut ilmuwan perlu menemukan kehidupan mikroba atau mikroskopis bagaimanapun bentuknya. “Virus merupakan bagian dari jaringan kehidupan,” kata Davies sebagaimana dikutip The Guardian.
Ilustrasi pesawat luar angkasa Solar Orbiter melewati planet Venus. Foto: European Space Agency (ESA)
Virus dianggap sebagai elemen genetik yang bergerak. Beberapa penelitian mengungkapkan, materi genetik dari virus telah dimasukkan ke dalam genom manusia dan hewan lain melalui proses yang dikenal sebagai transfer gen horizontal.
ADVERTISEMENT
“Seorang teman saya berpikir sebagian besar genom manusia sebenarnya berasal dari virus,” tambah Davies.
Sedangkan pentingnya mikroba bagi kehidupan sudah diketahui sejak lama, meski peran sering diabaikan. Jika ada kehidupan lain di luar angkasa, virus mungkin bisa memberikan informasi genetik kepada kita. Terlebih lagi, kata dia, tak mungkin kehidupan alien akan homogen.
Artinya, jika bakteri atau virus ditemukan di tempat lain di luar Bumi, maka dia tidak mungkin hidup sendiri di sana, melainkan pasti ada ekosistem yang menjadi bagian dari hidup mereka. Kalaupun memang ada virus alien di luar sana, maka manusia tidak perlu terlalu khawatir.
“Virus berbahaya adalah virus yang sangat erat beradaptasi dengan inangnya,” ucapnya. “Jika ada virus yang benar-benar asing, kemungkinan besar itu tidak akan berbahaya.”
Ilustrasi astronaut. Foto: Shutter Stock
Pernyataan Davies muncul usai sebuah penelitian yang diterbitkan pada Agustus mengatakan bahwa tanda-tanda kehidupan di luar tata surya kemungkinan dapat dideteksi dalam waktu dua hingga tiga tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
“Kebanyakan orang berpikir, kita memerlukan pesawat luar angkasa yang sangat besar dengan teknologi bisa mendaur ulang barang-barang untuk perjalanan yang sangat panjang,” katanya.
“Sebenarnya, bagian terberat dari masalah ini adalah mikrobiologi apa yang harus kamu ambil--tidak ada gunanya hanya mengambil beberapa babi dan kentang serta berharap ketika kamu sampai di ujung sana, semuanya akan baik-baik saja.”
Ia menambahkan, tidak semua virus merugikan seperti COVID-19. Bahkan, kebanyakan dari mereka bermanfaat bagi makhluk hidup lain. Seperti virus yang menginfeksi bakteri--dikenal sebagai fag-- yang dapat membantu mengendalikan populasi bakteri.
Virus juga dikaitkan dengan sejumlah proses penting lain, mulai dari membantu tanaman bertahan hidup di tanah yang sangat panas hingga memengaruhi siklus biogeokimia. Dan seperti yang diungkapkan Davies, sebagian besar genom manusia mungkin adalah sisa-sisa virus purba.
ADVERTISEMENT