Akibat Perubahan Iklim, Piramida Kuno Berusia 1.100 Tahun di Meksiko Runtuh

20 November 2024 7:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Runtuhnya dinding selatan piramida di Ihuatzio. Foto: Ramiro Aguayo/INAH
zoom-in-whitePerbesar
Runtuhnya dinding selatan piramida di Ihuatzio. Foto: Ramiro Aguayo/INAH
ADVERTISEMENT
Akibat cuaca ekstrem, situs budaya piramida berusia ribuan tahun di Meksiko runtuh. Dampak ini juga diprediksi akan dialami oleh situs warisan budaya berharga lain di hampir seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Piramida batu setinggi 15 meter terletak di negara bagian Michoacan, Meksiko, itu runtuh setelah diterpa hujan deras tanpa henti pada 29 Juli 2024. Dinding selatannya ambruk menjadi tumpukan puing batu.
Piramida tersebut dulunya merupakan salah satu monumen peradaban Kerajaan Michoacan. Bangunan terletak di Ihuatzio, situs arkeologi yang terpelihara dengan sangat baik. Di sana terdapat satu piramida lain, sebuah menara atau benteng, dan beberapa makam.
Tempat ini pertama kali ditempati 1.100 tahun lalu oleh kelompok pribumi berbahasa Nahuatl. Kemudian, menjadi markas besar orang-orang P’urhepechas, satu-satunya kekaisaran yang tak dapat ditaklukkan oleh suku Aztec. Budayanya masih berkembang hingga hari ini.
Hanya satu piramida di lokasi ini yang rusak, tapi para peneliti dari Mexico’s National Institute of Anthropology and History (INAH) mengatakan bahwa setidaknya ada enam bagian piramida yang mengalami kerusakan, termasuk dinding luar dan inti, serta dinding penahan.
Akibat perubahan iklim piramida di Meksiko runtuh. Foto: Ramiro Aguayo/INAH
Menurut peneliti, ini semua terjadi akibat cuaca ekstrem yang menerpa wilayah tersebut. Pada Juli 2024, hujan lebat dan badai petir melanda sebagian besar wilayah Meksiko. Hal ini terjadi setelah kekeringan terburuk melanda negara tersebut dalam 30 tahun terakhir. Saat hujan menjadi langka, beberapa danau mengering.
ADVERTISEMENT
“Suhu tinggi, yang sebelumnya tercatat di area tersebut, dan kekeringan menyebabkan retakan sehingga memudahkan air masuk kebagian dalam bangunan pra-Hispanik,” kata para peneliti INAH sebagaimana dikutip Science Alert.
Akibatnya, beberapa bagian piramida mengalami kerusakan dan runtuh. Para pejabat kini fokus memperbaiki struktur bangunan demi menjaga warisan budaya Meksiko.
Cuaca ekstrem dan naiknya permukaan air laut yang disebabkan oleh perubahan iklim akibat aktivitas manusia terbukti menyebabkan gangguan serius bagi situs-situs penting dari kebudayaan masa lalu. Baru-baru ini, arkeolog menemukan bahwa lukisan gua kuno di Oseania juga mengalami kerusakan akibat perubahan iklim yang semakin cepat.
Di tahun 2024, sebuah studi tentang bahan bangunan warisan budaya Eropa dan Meksiko menemukan bahwa ketika curah hujan meningkat secara substansial, bangunan-bangunan ini berisiko rusak.
ADVERTISEMENT
Menurut Tariakuiri Alvarez, yang mengaku dirinya sebagai anggota suku P’urhepecha, leluhurnya menafsirkan runtuhnya piramida di Ihuatzio sebagai pertanda buruk. Dalam sebuah postingan di Facebook, Alvarez mengatakan bahwa sebelum kedatangan penjajah asing ke Meksiko, hal serupa pernah terjadi dan itu karena para dewa tidak senang.
Beberapa hari sebelum piramida di Meksiko runtuh, Double Arch yang ikonik di Utah juga runtuh, mungkin akibat perubahan permukaan air dan erosi.
Bagaimanapun, situs warisan seperti ini adalah tempat tak ternilai yang ingin dilestarikan manusia untuk generasi mendatang. Menyaksikan situs ini runtuh akibat iklim adalah pemandangan yang sangat memilukan.