Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Alasan Masih Tegaknya Masjid Raya Baiturrahman saat Tsunami Aceh 2004
26 Desember 2017 10:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Pada 26 Desember 2004, gempa bumi dahsyat mengguncang Aceh. Gempa berkekuatan 9,1 itu berasal dari dasar laut di barat daya Sumatra.
ADVERTISEMENT
Gempa bawah laut itu menyebabkan munculnya gelombang tsunami setinggi 15 sampai 30 meter yang mengarah ke pantai barat Aceh. Tsunami itu menyapu pemandangan indah Aceh.
Di tengah porak porandanya Aceh pasca diterpa gempa dan tsunami, ada satu hal yang begitu menarik perhatian, yaitu Masjid Raya Baiturrahman. Masjid ini menarik perhatian karena ia masih bisa berdiri tegak, sementara bangunan di sekitarnya rata dengan tanah akibat bencana tersebut.
Apa yang membuat bangunan tersebut tidak runtuh saat bencana besar itu datang?
Kontruksi bangunan pada masjid menjadi poin utama dalam menjawab mengapa bangunan tersebut tetap kokoh.
Menurut arsitek Ary Indra, Masjid Raya Baiturrahman sudah melalui beberapa renovasi dalam perjalanan pembangunannya. Hal itu berpengaruh pada kokohnya bangunan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa alasannya karena masjid sudah melalui berbagai layer penambahan bangunan dan renovasi, jadi kekuatannya melebihi bangunan biasa lainnya," ucap Ary kepada kumparan (kumparan.com), Senin (25/12).
Arsitek pemenang penghargaan AR Emerging Architects London dan Highly Commended Project for Slide of Joy 2010 itu menceritakan proses renovasi masjid tersebut. Dari awalnya hanya memiliki satu kubah saat dibangun pada tahun 1600, saat ini Masjid Raya Baiturrahman memiliki tujuh kubah dan empat menara. Dalam proses renovasi, masjid ini pernah dibakar oleh penjajah Belanda dan dibangun ulang pada abad ke-19.
"Seharusnya bangunan publik yang benar, kan memang kekuatannya sudah diatur ya dalam peraturan PU (Pekerjaan Umum). Mungkin masjid ini dibangun dengan baik dan benar secara struktur," tambah Ary.
ADVERTISEMENT
Ary juga menuturkan, posisi dasar Masjid Raya Baiturrahman adalah dua meter dari permukaan tanah. Hal tersebut juga berperan melindungi bangunan dari tsunami.
"Saat tsunami, bangunan tidak langsung terpukul air pada permukaan dindingnya," kata Ary.
Melihat ketangguhan Masjid Raya Baiturrahman dalam menghadapi tsunami dahsyat 13 tahun lalu, ada baiknya semua pembangunan masjid di indonesia, terutama yang berdekatan dengan laut, meniru pondasi dan struktrur masjid tersebut.