Alasan WHO Beri Nama Corona B11529 Varian Omicron, Bukan Nu atau Xi

29 November 2021 6:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: REUTERS/Denis Balibouse
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: REUTERS/Denis Balibouse
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat kejutan pada Jumat (26/11) dengan memberi nama virus corona varian B.1.1.529 sebagai varian Omicron. Mereka melewati huruf Yunani ‘Nu’ dan ‘Xi’ untuk varian corona yang tengah jadi perhatian ilmuwan di seluruh dunia tersebut.
ADVERTISEMENT
Huruf Yunani digunakan oleh WHO untuk sistem penamaan varian corona yang dikategorikan sebagai variant of concern dan variant of interest —kategori yang menunjukkan bahwa varian terkait berisiko menimbulkan masalah dalam penanganan pandemi. Sistem penamaan ini dibuat agar komunikasi publik lebih mudah (bagaimanapun, orang awam sulit untuk menghafal nama varian jika menggunakan penamaan versi numeriknya).
Sejak mengadopsi huruf Yunani sebagai sistem penamaan virus corona pada Mei lalu, WHO telah memberi nama 12 varian dengan huruf Yunani. Nama terakhir yang dipakai adalah ‘Mu’. Dan, seiring dengan kekhawatiran para ilmuwan terhadap corona varian B.1.1.529 yang pertama kali muncul di Afrika Selatan dan Botswana, banyak ahli yang menduga varian tersebut akan diberi status sebagai variant of concern dengan nama ‘Nu’, huruf berikutnya setelah Mu.
ADVERTISEMENT
Namun, dugaan para ahli ternyata keliru. WHO memang memberi status variant of concern kepada B.1.1.529, tetapi namanya adalah ‘Omicron’ yang merupakan huruf ke-15 dalam alfabet Yunani.
Kepada The New York Times, juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, menjelaskan bahwa pihaknya memang sengaja tak memakai huruf Nu dan huruf berikutnya, Xi, untuk memberi nama corona varian B.1.1.529. Penyebabnya agar publik tidak kebingungan dengan maknanya, serta mencegah diskriminasi.
Huruf Nu sendiri memiliki pelafalan yang mirip seperti kata ‘new’, yang dalam bahasa Inggris berarti ‘baru’. WHO tampaknya hendak menghindari percakapan komikal seperti meme di twit ini:
Jasarevic juga menambahkan bahwa WHO berupaya untuk menghindari "pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional, atau etnis apa pun” saat memberi penamaan varian baru virus corona. Jadi, mereka juga melewati huruf ‘Xi’ yang biasa dipakai sebagai nama orang di China.
ADVERTISEMENT
Penamaan varian virus corona berdasarkan nama Yunani juga ditujukan untuk mencegah stigma dan disinformasi terkait asal usul munculnya varian tersebut. Menurut Angela Rasmussen, seorang ahli virus dari Universitas Saskatchewan di Kanada, penamaan virus di masa lampau tidak adil karena memiliki risiko stigma dan diskriminasi pada masyarakat yang melaporkannya pertama kali.
Salah satu contohnya adalah pandemi flu Spanyol di awal abad ke-20. Hingga saat ini, asal usulnya pandemi itu masih belum jelas meski yang pertama kali melaporkannya adalah Spanyol.
“Sejak awal pandemi, saya ingat orang-orang berkata: 'Kami menyebutnya flu Spanyol. Mengapa kita tidak menyebutnya sebagai virus corona Wuhan?’” kata Rasmussen kepada The New York Times.
“Flu Spanyol bukan berasal dari Spanyol. Kami tidak tahu dari mana asalnya, tetapi ada kemungkinan yang sangat bagus itu muncul dari AS.”
ADVERTISEMENT
Saat ini, WHO mencatat masih ada tujuh varian corona dengan nama huruf Yunani yang masuk ke dalam kategori variant of concern dan variant of interest. Masing-masing adalah varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan Omicron yang masuk ke dalam kategori varian of concern, serta varian Lambda dan Mu di kategori variant of interest.