Alkohol, Zat Adiktif Paling Berbahaya bagi Manusia dan Orang Lain

19 Mei 2019 3:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bahaya minuman alkohol. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Bahaya minuman alkohol. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu zat adiktif paling berbahaya bagi manusia? Apakah itu fentanil, zat yang kekuatannya 50 hingga 100 kali lebih besar daripada morfin, sehingga dapat menyebabkan overdosis dalam satu isapan? Atau kokain kristal, dengan efek samping buruk yang meliputi paranoia, kegagalan organ, kejang, hingga kematian?
ADVERTISEMENT
Tunggu dulu. Menurut riset terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Psychopharmacology, percaya atau tidak, jawabannya ialah alkohol.
Ini didasarkan pada hasil riset sebuah tim yang terdiri dari 25 ahli di Australia, yang menguji 22 zat adiktif untuk melihat dampak bahayanya yang dianalisis dalam 16 kriteria bahaya. Sebanyak 9 kriteria diuji untuk melihat level bahaya zat adiktif bagi pengguna secara perorangan, yaitu morbiditas obat secara spesifik, ketergantungan, gangguan fungsi mental, dan kehilangan hubungan sosial. Sementara 7 kriteria terkait dampak bahayanya terhadap orang lain, yaitu menyebabkan cedera, kejahatan, dan kerugian ekonomi juga masyarakat. Semua kriteria ini ditimbang untuk menghasilkan skor akhir.
Analisis kriteria di atas didasarkan pada studi serupa yang dilakukan di Inggris pada 2010, lalu diadaptasi oleh tim peneliti Australia. Semua kriteria itu ditimbang untuk menghasilkan skor akhir dengan skala 0 hingga 100. Skor 0 mewakili "tidak berbahaya" dan 100 menandakan "paling berbahaya".
Ilustrasi minuman keras Foto: Pixabay
Sebagai hasilnya, analisis tersebut menemukan bahwa obat yang paling berbahaya bagi pengguna perorangan adalah fentanil, dengan skor 50. Diikuti oleh heroin (45), alkohol (41), sabu-sabu (24), tembakau atau rokok (14).
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, ketika ukurannya didasarkan pada dampak bahaya terhadap lingkungan, maka daftar itu berubah dengan alkohol menjadi yang teratas (skor gabungan 77). Lalu di posisi kedua ialah sabu-sabu (66), heroin (58), fentanil (51), dan tembakau (32). Setelahnya, yang berada di urutan terbawah ialah kava (skor gabungan 3), e-cigarets (3), LSD dan mushroom (5), antipsikotik (7), dan ekstasi (7).
Kesimpulan menarik dari penelitian yang dilakukan di Inggris dan Australia ini menemukan alkohol sebagai obat yang paling berbahaya karena skornya yang tinggi pada kriteria kerugian ekonomi, mempersulit keluarga, mengakibatkan cedera, dan morbiditas (rasa sakit) saat kecanduan.
Sedangkan sabu-sabu memiliki skor tertinggi kedua karena menuntun penggunanya pada tindak kejahatan, cedera, putus hubungan personal/sosial, kehilangan koordinasi fisik, dan morbiditas akibat kecanduan.
ADVERTISEMENT