Anak 12 Tahun Alami Luka Bakar Parah Akibat Tantangan Viral di Medsos

24 Agustus 2018 16:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi fire challenge. (Foto: Free-Photos via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fire challenge. (Foto: Free-Photos via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Ada sebuah tantangan atau challenge aneh baru di media sosial. Setelah Tide Pod Challenge yang mengharuskan pelakunya memakan sabun dan Kiki Challenge yang mendapat kritik karena berbahaya, kini ada tantangan lain bernama 'Fire Challenge'.
ADVERTISEMENT
Seorang anak berusia 12 tahun bernama Timiyah Landers dari Detroit, Amerika Serikat, mengalami luka bakar serius akibat melakukan tantangan tersebut.
Fire challenge sebenarnya sudah dimulai sejak lama, yaitu sejak tahun 2014. Untuk melakukan challenge ini, seseorang harus menggosokkan alkohol ke beberapa bagian tubuh mereka dan menyalakan api, kemudian merekam aksi berbahayanya tersebut.
Setelah api menyala, pelaku harus dapat mematikan apinya secepat mungkin. Namun, malang bagi Timiyah, ia tidak dapat mematikan api di tubuhnya.
Dilansir Time, Brandi Owens, ibu dari Timiyah, bersama dengan pasangannya mencoba untuk mematikan api di tubuh Timiyah, namun gagal.
Timiyah terpaksa dibawa ke rumah sakit dan menjalankan operasi karena menderita luka bakar tingkat dua dan tiga di setengah bagian tubuhnya. Brandi menduga, api tersebut menjadi tidak terkendali karena Timiyah memakai parfum yang mengandung bahan yang mudah terbakar.
ADVERTISEMENT
Ini bukan pertama kalinya tantangan berbahaya tersebut memakan korban. Bulan lalu, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dari South Carolina diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit setelah melakukan Fire Challenge.
Pada tahun 2014, seorang ibu ditangkap karena malah membantu anaknya yang masih berusia 16 tahun pada saat itu untuk melakukan Fire Challenge.
Kepada Time, Deborah A.P. Hersman, Direktur dan CEO National Safety Council, menyesalkan masih banyaknya anak-anak yang melakukan hal-hal berbahaya demi mendapatkan popularitas.
“Mengerikan rasanya anak-anak melukai diri mereka sendiri demi followers,” kata Hersman. “Tantangan media sosial menciptakan pertemanan instan, tetapi hampa. Teman sejati seharusnya saling menjaga.”
Brandi, ibu Timiyah, menjadikan insiden ini sebagai pelajaran bagi para orang tua dan anak-anak lainnya agar tidak melakukan tantangan serupa.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak ingin melihat ada orang tua lain yang mengalami hal yang sama,” ujarnya, kepada Detroit Free Press. “Hal ini tidak menyenangkan dan menyedihkan.”