Apa Isi Great Blue Hole, Lubang Bawah Laut Terdalam Kedua di Dunia?

10 Desember 2018 8:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Great Blue Hole di Belize, Amerika Tengah. (Foto: Twitter/@Discovery)
zoom-in-whitePerbesar
Great Blue Hole di Belize, Amerika Tengah. (Foto: Twitter/@Discovery)
ADVERTISEMENT
Jika di Rusia ada lubang terdalam buatan manusia. Di Belize, sebuah negara di Amerika Tengah, ada salah satu lubang bawah laut terdalam di dunia, yaitu Great Blue Hole.
ADVERTISEMENT
Berjarak 70 kilometer dari Belize City, kota terbesar di Belize, Great Blue Hole dengan kedalaman sekitar 124 meter adalah lubang bawah laut terdalam di dunia setelah Dragon Hole di China yang punya kedalaman sekitar 300 meter.
Great Blue Hole adalah bagian dari gugusan terumbu karang Belize, yang merupakan yang terbesar kedua setelah Great Barrier Reef di Australia. Selain itu, ia juga adalah bagian dari situs warisan dunia UNESCO.
Menjadi terkenal pada 1971 setelah peneliti kelautan Jacques Cousteau melakukan dokumentasi terhadapnya, Great Blue Hole kemudian menjadi lokasi penyelaman populer sejak saat itu. Namun hingga kini, masih banyak yang tidak kita ketahui mengenai Great Blue Hole.
Sekarang, cucu Jacques Cousteau, Fabien Cousteau, bekerja sama dengan Richard Branson, pendiri perusahaan Virgin Group, dan para ahli lainnya berusaha mengungkap rahasia dari Great Blue Hole.
The great blue hole (Foto: Flickr / Mr.Ice Gallano)
zoom-in-whitePerbesar
The great blue hole (Foto: Flickr / Mr.Ice Gallano)
Mereka melakukan ekspedisi untuk menjelajahi Great Blue Hole dengan kapal selam. IFL Science melaporkan bahwa pada Minggu (2/12) lalu Blue Hole Belize 2018 Expedition telah tayang di Discovery Channel.
ADVERTISEMENT
Branson, Cousteau, dan timnya beberapa kali melakukan penyelaman sampai dasar Great Blue Hole. Mereka adalah tim pertama yang menyelam sedalam itu.
Dalam penyelaman tersebut, tim penjelajah berhasil mendapatkan foto-foto resolusi tinggi serta berhasil membuat peta 3D mendetail atas interior lubang tersebut.
Di samping itu, mereka juga mengumpulkan serta menganalisis data kualitas air dan bakteri yang hidup di sana. Salah satu temuan menarik adalah adanya lapisan rendah oksigen di bagian atas dasar laut di Great Blue Hole.
Lapisan itu mungkin menyimpan bukti atas dampak lingkungan yang mempengaruhi jatuhnya peradaban Maya antara tahun 800 Masehi hingga 1000 Masehi.
Saat ekspedisi, tim menemukan bukti bahwa Great Blue Hole tidak selalu berada di dalam air. Sebab, mereka menemukan adanya stalaktit dan stalagmit dalam Great Blue Hole. Stalaktit dan stalagmit ini hanya bisa terbentuk di gua yang kering.
ADVERTISEMENT
Branson menjelaskan, temuan ini adalah bukti kalau permukaan laut dulu lebih rendah dan naik drastis akibat perubahan iklim.