Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Para arkeolog berhasil menemukan 40 kuburan kuno, termasuk kuburan berisi sisa-sisa tubuh manusia yang disimpan di dalam toples, di pulau Corsica, Prancis.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang dimakamkan di kuburan tersebut berusia antara balita hingga orang dewasa. Adapun kuburan ditemukan di dekat pantai di kota Île-Roussa. Pemakaman diduga telah digunakan antara abad ke-3 atau ke-5 Masehi, ketika kekaisaran Romawi perlahan kehilangan kejayaannya.
Sebagian mayat terkubur di dalam amphoras, bejana besar yang biasanya digunakan untuk membawa barang-barang seperti minyak zaitun, anggur, atau acar. Desain amphoras menunjukkan mayat itu berasal dari Afrika Utara, kemungkinan diproduksi di Kartago.
“Meski begitu, orang-orang yang dikubur di pemakaman termasuk mereka yang ada di dalam amphoras, kemungkinan semasa hidupnya tinggal di dekat pemakaman di Corsica,” kata Jean-Jacques Grizeaud, seorang arkeolog di French National Institute for Preventive Archaeological Research (INRAP) yang memimpin penggalian di situs pemakaman.
ADVERTISEMENT
Menurut Grizeraud, pada saat itu banyak perdagangan terjadi di seluruh Mediterania. Arkeolog juga menemukan beberapa kuburan ditutupi dengan ubin terakota, orang Romawi menyebutnya tegulae dan imbrices. Orang Romawi sering menggunakan ubin terakota untuk menutupi atap bangunan dan terkadang untuk menutupi penguburan.
Nekropolis terletak di kaki gereja Immaculate Conception yang dibangun pada tahun 1839. Penguburan lain di pulau Corsica, seperti di situs Mariana dan Sant’Amanza, telah dikaitkan dengan bangunan ibadah. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan kota apa yang terletak di dekat pekuburan.
"Tidak ada penyebutan nyata tentang kota dalam teks kuno atau dalam peta (Corsica) yang dibuat oleh Ptolemy," kata seorang ahli geografi yang hidup pada abad kedua Masehi.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa bulan ke depan, para ahli arkeologi akan melakukan kerja laboratorium untuk menentukan jenis kelamin, usia, penyakit atau cedera yang mungkin mereka alami, kata Grizeaud.