Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Seorang pasien di Illinois, Amerika Serikat, dikabarkan menjadi orang pertama yang meninggal dunia akibat penyakit paru-paru misterius yang diduga disebabkan vape . Kabar tersebut disampaikan langsung oleh badan kesehatan publik AS pada Jumat (23/8).
ADVERTISEMENT
Kasus kematian tersebut terjadi saat dokter dan rumah sakit di AS melaporkan kian banyak penyakit gangguan pernapasan yang diyakini disebabkan oleh pemakaian vape. Selama musim panas ini saja, tercatat ada 193 kasus dari 22 negara bagian di Amerika, termasuk 22 kasus yang terjadi di Illinois.
Petugas medis yang menangani kasus-kasus tersebut dibuat kebingungan selama beberapa pekan terakhir untuk menemukan penyebab gangguan pernapasan yang dialami para pasien. Namun, menurut penyelidikan pejabat setempat, mereka belum menemukan penyebab umum selain karena vape pada para pasien yang dirawat di ruang gawat darurat.
Menurut badan kesehatan setempat, sebagian besar korban yang dirawat di Illinois mengakui bahwa mereka menggunakan vape dengan kandungan ganja yang tinggi. Hanya saja, petugas kesehatan belum bisa memastikan apa saja kandungan lain dari rokok elektronik yang diisap para korban selain ganja.
ADVERTISEMENT
The New York Times melaporkan petugas medis tak menjelaskan secara rinci tentang identitas korban. Mereka hanya mengatakan bahwa korban adalah orang dewasa yang baru-baru ini menggunakan vape, lalu meninggal dunia akibat penyakit pernapasan yang akut. Petugas medis juga enggan menyebutkan merek rokok elektronik yang dipakai korban.
Di tengah minimnya informasi, petugas masih berupaya mengungkap kaitan antara gangguan pernapasan dengan penggunaan vape . Petugas mengungkapkan awal pekan ini banyak korban mengeluhkan bahwa mereka mengalami kesulitan bernapas, nyeri di dada, muntah, dan kelelahan.
Pasien dengan penyakit yang paling parah diketahui menderita kerusakan paru-paru sehingga membutuhkan ventilator untuk bantuan bernapas. Beberapa korban lain dikabarkan juga mengalami kerusakan paru-paru permanen.
"Diperlukan lebih banyak informasi untuk mengetahui apa yang menyebabkan penyakit-penyakit ini," kata Ileana Arias dari Pusat Kendali dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, para korban yang dirawat di Illinois memiliki rentang usia 17 hingga 38 tahun. CDC juga ikut melakukan penyelidikan terhadap kasus gangguan pernapasan yang menimpa banyak orang tersebut. Hingga saat ini, belum bisa dibuktikan apakah penyakit pernapasan yang dialami orang-orang ini memang disebabkan oleh zat beracun yang ada dalam rokok elektronik atau bukan.