news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Astronaut di ISS Abadikan Pemandangan Aurora Selimuti Bumi

6 Maret 2025 3:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan aurora dari luar angkasa yang ditangkap oleh Astronaut di ISS.  Foto: NASA Gateway to Astronaut Photography of Earth
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan aurora dari luar angkasa yang ditangkap oleh Astronaut di ISS. Foto: NASA Gateway to Astronaut Photography of Earth
ADVERTISEMENT
Cahaya utara dan selatan atau sering disebut aurora adalah fenomena elektromagnetik indah yang muncul di atas langit. Baru-baru ini astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) berhasil mengabadikan detik-detik aurora hijau menyelimuti Bumi.
ADVERTISEMENT
Aurora tercipta ketika partikel bermuatan listrik dari Matahari menghantam atmosfer, menarik gas di sana, menghasilkan tirai cahaya bergelombang. Saat Matahari berada pada fase puncak seperti aktivitas siklus 11 tahunan, fenomena aurora ini lebih banyak terjadi di luar angkasa.
Baru-baru ini, para astronaut di ISS melihat pemandangan luar biasa tersebut. Saat terbang di atas wilayah Samudra Hindia, antara Australia dan Antartika, tepatnya pada ketinggian 419 kilometer di atas permukaan laut, para astronaut melihat garis aurora bergelombang berwarna hijau menyelimuti Bumi.
Pemandangan aurora dari luar angkasa yang ditangkap oleh Astronaut di ISS. Foto: NASA Gateway to Astronaut Photography of Earth
Pemandangan aurora dari luar angkasa yang ditangkap oleh Astronaut di ISS. Tampak berwarna hijau dengan bagian ujung kemerahan. Foto: NASA Gateway to Astronaut Photography of Earth
Foto diambil secara beruntun, sehingga kita dapat melihat perubahan halus pada aurora dan pergerakan ISS dengan kecepatan 8 kilometer per detik. Gambar-gambar tersebut kemudian disimpan di arsip NASA Gateway to Astronaut Photography of Earth.
ADVERTISEMENT
Warna aurora sendiri bergantung pada atom dan molekul mana yang terkena partikel Matahari dan pada ketinggian berapa. Aurora umumnya berwarna hijau karena warna tersebut dipancarkan oleh oksigen, dan cukup mudah tereksitasi.
Aurora juga bisa hadir dalam warna lain. Aurora merah, misalnya, terbentuk melalui dua cara: Pertama, merah tua berasal dari atom nitrogen yang menyebabkan sedikit warna ungu, biru, dan merah muda, tergantung pada energinya. Jika Matahari sedang aktif-aktifnya seperti sekarang ini, maka kita juga bisa mendapatkan warna merah dari oksigen. Dalam kondisi tertentu, kita bahkan bisa mendapatkan aurora jingga.