Bahan Tambahan di Vape Diduga Jadi Penyebab Penyakit Paru

11 November 2019 19:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjual mengganti material rokok elektrik di sebuah toko vape di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penjual mengganti material rokok elektrik di sebuah toko vape di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Center for Disease Control and Prevention/CDC) menemukan adanya kandungan vitamin E asetat di semua sampel cairan paru-paru yang diambil dari 29 pasien penderita penyakit paru bernama EVALI. Semua pasein ini pengguna vape alias rokok elektrik.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini menjadi sebuah kemajuan mengingat wabah penyakit paru EVALI yang diduga disebabkan vape semakin mengkhawatirkan di AS. Sebelumnya, dilaporkan ada 2.051 orang di Negeri Paman Sam itu yang mengidap EVALI, dengan 39 orang di antaranya meninggal dunia.
Vitamin E asetat merupakan minyak dari senyawa turunan vitamin E yang ditambahkan ke produk-produk vape yang mengandung THC (senyawa aktif dalam ganja). Produsen vape ilegal kerap menambahkan minyak ini dalam jumlah banyak untuk menghemat penggunaan THC atau senyawa aktif lainnya.
Penemuan ini juga sekaligus menguatkan dugaan awal yang mengemuka usai ditemukannya vitamin E asetat dalam produk vape milik beberapa pasien penderita EVALI.
“Temuan ini menyediakan bukti langsung bahwa vitamin E asetat ditemukan pada penderita penyakit paru,” kata Dr Anne Schuchat, Wakil Direktur Utama CDC, dilansir Live Science.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, hasil analisis CDC tak menemukan adanya bahan lain yang terindikasi sebagai penyebab EVALI, di luar vitamin E asetat. “Vitamin E asetat adalah ‘biang kerok yang sangat kuat’ (terhadap penyakit EVALI),” lanjut Schuchat.
Meski demikian, belum jelas bagaimana cara vitamin E asetat merusak organ paru pada manusia. Ada kemungkinan keberadaan minyak tersebut dapat menyelubungi paru-paru sehingga tak dapat bertukar oksigen. Lantas paru-paru berusaha membuang minyak yang melapisinya hingga mengalami peradangan. Proses pernapasan pun terhambat.
Ilustrasi vape. Foto: REUTERS/Daniel Becerril
Temuan Berbeda
Temuan berbeda terungkap dalam laporan yang diterbitkan The New England Journal of Medicine. Dari sampel jaringan paru-paru yang diambil dari 17 pasien EVALI di AS, tak ditemukan adanya vitamin E asetat di lapisan luar paru-paru. Sementara tanda-tanda cedera pada sampel paru-paru yang diteliti serupa dengan ‘chemical pneumonia’, atau peradangan di paru-paru akibat menghirup asap kimia.
ADVERTISEMENT
Menanggapi temuan tersebut, Schuchat menekankan perlu kajian lebih lanjut untuk menentukan apakah ada komponen lain dalam produk vape, selain vitamin E asetat, yang berperan dalam kerusakan organ paru.
“Mungkin saja ada lebih dari satu faktor yang menyebabkan terjadinya wabah (EVALI),” ujarnya.
Dalam laporan yang diterbitkan di Morbidity and Mortality Weekly Report, penggunaan vitamin E asetat tidak direkomendasikan untuk produk vape hingga ditemukan implikasi yang jelas antara penggunaan senyawa ini dengan pengaruhnya terhadap kesehatan paru-paru.