Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) mengatakan, lubang ozon kemudian menyusut menjadi 14,3 juta kilometer persegi--ukuran ini setara dengan dua kali Amerika Serikat.
Program Pengawas Atmosfer Global WMO bekerja sama dengan Copernicus Atmospheric Monitoring Service (CAMS), NASA, Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada, serta mitra lainnya telah memantau lapisan ozon Bumi selama bertahun-tahun, di mana setiap tahunnya terjadi dinamika perubahan lubang ozon.
"Ada banyak variabilitas dalam seberapa jauh peristiwa lubang ozon berkembang setiap tahun. Lubang ozon tahun 2020 menyerupai lubang tahun 2018, yang juga merupakan lubang yang cukup besar, dan pasti berada di bagian atas selama lima belas tahun terakhir ini," ujar Direktur CAMS, Vincent-Henri Peuch, seperti dikutip CNN.
Lapisan ozon di atmosfer bertugas untuk melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet. Menurut Ahli Meteorologi dan juga pengajar di Meteorologi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), Deni Septiadi, lubang ozon merupakan perlindungan di lapisan Stratosfer (10-50 km di atas permukaan).
ADVERTISEMENT
Secara spesifik ozon berada di ketinggian 15-30 km dari permukaan Bumi, di mana keberadaannya berfungsi menyerap sebagian besar radiasi Ultraviolet (UV) dari matahari yang berbahaya bagi manusia.
"Artinya, jika tidak ada lapisan ozon, maka tak terbayangkan kerusakan yang ditimbulkan oleh paparan radiasi sinar ultraviolet," jelas Deni pada Juni 2020 silam.
Penipisan lubang ozon sangat berkaitan dengan suhu di stratosfer, tempat lapisan ozon berada. Ini tak lain karena awan kutub stratosfer yang berperan dalam proses tersebut hanya terbentuk pada suhu -78 derajat Celcius.
WMO mengatakan, Kristal es di awan bereaksi dengan senyawa di atmosfer yang kemudian bisa dengan cepat menghancurkan ozon saat terkena sinar Matahari. Tahun lalu, lubang ozon terpantau sangat kecil akibat pola cuaca tidak biasa yang menyebabkan suhu stratosfer lebih hangat di atas Antartika .
ADVERTISEMENT
WMO memprediksi, lubang ozon yang kini mencapai titik terbesar akan menyusut saat suhu menghangat di belahan Bumi selatan, dan akan kembali normal pada Desember 2020. “Data lubang ozon tahun ini menegaskan kebutuhan untuk terus menerapkan protokol Montreal 1987 yang melarang penggunaan emisi bahan kimia perusak ozon,” kata Peach.
Protokol Montreal melarang chlorofluorocarbons (CFC) yang biasa digunakan di lemari es, kaleng aerosol dan produk lain sebelum para ilmuwan menyadari bahwa CFC merusak lapisan ozon. Laporan tahun 2018 oleh Program Lingkungan PBB dan WMO memperkirakan nilai ozon di atas Antartika akan kembali ke level sebelum 1980-an pada tahun 2060.