Begini Cara Kecoak Bertahan Hidup dari Hantaman Asteroid Zaman Dinosaurus

3 April 2022 2:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kecoak Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kecoak Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada pertanyaan sederhana yang mungkin muncul di benak kita soal kecoak, bagaimana hewan ini bisa bertahan hidup dari hantaman asteroid raksasa yang membunuh seluruh dinosaurus?
ADVERTISEMENT
Untuk menjawab pertanyaan ini mungkin tak sesederhana bilang, kecoak ngumpet di batu saat asteroid meluluhlantakan Bumi. Jadi, mari kita bahas sama-sama.
Ketika batu raksasa yang dikenal Chicxulub impactor itu jatuh dari luar angkasa dan menghantam Bumi 66 juta tahun lalu, kecoak ada di sana. Dampak dari hantaman menyebabkan gempa bumi besar dan memicu letusan gunung berapi ribuan km dari lokasi tabrakan. Tiga perempat tumbuhan dan hewan di Bumi mati, termasuk dinosaurus, kecuali beberapa spesies yang merupakan nenek moyang burung saat ini.
Pertanyaannya, bagaimana kecoak yang memiliki ukuran kecil bisa bertahan hidup ketika banyak hewan punah akibat peristiwa tersebut?
Dijelaskan oleh Brian Lovett, Peneliti Pascadoktoral di Mikologi, West Virginia University, dalam The Conversation, ternyata kecoak punya desain tubuh yang baik untuk bertahan hidup dari bencana meteor.
Ilustrasi Patagotitan di alam. Foto: PaleoEquii via Wikimedia Commons
Jadi begini, jika kamu pernah melihat kecoak, kamu mungkin bisa memperhatikan bahwa tubuh mereka sangat rata. Serangga dengan tubuh yang lebih datar dapat menekan dirinya ke tempat yang lebih sempit. Ini memungkinkan mereka bersembunyi di mana saja, di tempat yang sulit dijangkau sekalipun sehingga membantu bertahan dari dampak Chicxulub.
ADVERTISEMENT
Saat meteor menghantam tanah, suhu permukaan Bumi melonjak. Banyak hewan yang tidak punya tempat untuk melarikan diri, tetapi kecoak bisa berlindung di celah-celah tanah sempit. Ini memberikan perlindungan yang sangat baik dari panas suhu permukaan.
Dampak meteor memicu serangkaian efek mengerikan, membuat debu berterbangan sehingga langit menjadi gelap gulita. Saat matahari tenggelam, suhu turun dan kondisi menjadi dingin. Ketika matahari muncul kembali, tanaman yang masih hidup berjuang untuk tumbuh, sementara organisme yang bergantung pada tanaman mengalami kelaparan.
Tapi tidak untuk kecoak. Mereka tidak seperti serangga lain yang menyukai satu tanaman tertentu. Kecoak adalah omnivora. Ini berarti mereka akan memakan apapun untuk bertahan hidup, termasuk hewan, tumbuhan, hingga kotoran. Sifatnya yang tidak pilih-pilih makanan membuat keocak mampu bertahan hidup di masa-masa sulit sejak kepunahan Chicxulub dan bencana alam lainnya.
Ilustrasi Kecoak Foto: Flickr/Zach Holz
Selain itu, kecoak juga bertelur di tempat yang sangat aman. Telur kecoak seperti kacang kering yang disebut oothecae, punya arti ‘kotak telur’. Seperti casing ponsel, oothecae bertekstur keras sehingga bisa melindungi isinya dari kerusakan fisik dan ancaman lainnya, seperti banjir dan kekeringan. Oothecae kemungkinan telah melindungi kecoak dari Chicxulub.
ADVERTISEMENT
Kecoak modern adalah hewan kecil yang selamat dari bencana dan bisa hidup dalam kondisi dan cuaca apapun, dari panasnya daerah tropis hingga daerah terdingin di dunia. Para ilmuwan memperkirakan ada lebih dari 4.000 spesies kecoak di Bumi.
Beberapa spesies kecoak suka hidup dengan manusia, berkembang menjadi hama. Begitu kecoak menetap di sebuah bangunan, mereka akan sulit dimusnahkan. Ketika kecoak hadir di tempat kotor, maka bisa menyebarkan penyakit pada manusia. Ancaman terbesar kecoak bagi kesehatan adalah alergi yang bisa memicu serangan asma dan reaksi alergi lainnya.
Hama kecoak sulit dikendalikan karena terkadang kebal terhadap insektisida kimia. Dengan begitu, kecoak bukan hanya hama yang sulit dikendalikan, tapi juga ancaman bagi kesehatan manusia. Mereka adalah serangga super kebal dan patut diacungi jempol karena bertahan hidup dari bencana maha dahsyat, kecuali kiamat.
ADVERTISEMENT