Begini Cara Kumbang Air Bertahan Hidup di Bawah Tanah Tanpa Oksigen

8 April 2019 8:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kumbang jenis Paroster macrosturtensis, salah satu kumbang penyelam bawah tanah yang berhasil hidup secara permanen tanpa akses ke udara. Foto: K. Jones dan M. Haase
zoom-in-whitePerbesar
Kumbang jenis Paroster macrosturtensis, salah satu kumbang penyelam bawah tanah yang berhasil hidup secara permanen tanpa akses ke udara. Foto: K. Jones dan M. Haase
ADVERTISEMENT
Akuifer, atau lapisan bawah tanah yang mengandung air di Australia Barat, merupakan rumah keanekaragaman hayati untuk kumbang air. Di sana ada kumbang air yang hidup di atas tanah. Ada juga kumbang penyelam akuifer yang hidup di air bawah tanah tanpa akses ke oksigen.
ADVERTISEMENT
Keberadaan kumbang penyelam di akuifer Australia Barat menarik perhatian para peneliti karena hewan ini tak memiliki kesempatan untuk mendapatkan oksigen secara leluasa, namun bisa bertahan hidup. Berbeda dengan kumbang penyelam air yang masih bisa menangkap gelembung udara di atas tanah.
Lapisan kulit Bumi yang terletak di antara dua lapisan kedap air itu juga dapat disebut lingkungan hidup yang keras. Areanya terputus dari permukaan, baik oleh tanah dan batuan lain, yang mencegah lewatnya udara atau air.
Lantas, bagaimana cara kumbang penyelam di akuifer ini dapat bertahan hidup?
Ilustrasi kumbang air. Foto: Ltshears via Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)
Untuk pertama kalinya, pertanyaan soal bagaimana kumbang akuifer ini bertahan hidup akhirnya terjawab lewat penelitian yang dilakukan Karl Jones, mahasiswa kandidat PhD dari University of Adelaide, dan rekan-rekannya. Risetnya telah diterbitkan dalam Journal of Experimental Biology.
ADVERTISEMENT
Studi ini mengambil sampel dengan cara menarik beberapa kumbang penyelam di akuifer ke atas permukaan tanah. Sampel diteliti untuk mencari tahu bagaimana kumbang akuifer berkembang dalam lingkungan yang tidak ramah oksigen. Karena, hampir tidak mungkin untuk mengamati kehidupan kumbang akuifer di habitat alaminya.
Ada tiga jenis kumbang penyelam yang jadi sampel penelitian ini, yaitu Paroster macrosturtensis, P. mesosturtensis, dan Limbodessus palmulaoides.
Menurut Jones, spesies kumbang di akuifer Australia Barat telah memodifikasi area respirasi pada tubuhnya untuk mengumpulkan lebih banyak udara. Hewan ini mengumpulkan oksigen yang terlarut dengan air. Alih-alih hanya mengandalkan pernapasan melalui kulit, kumbang penyelam akuifer turut menggunakan tabung trakea pada rambut (dan fitur bulu) untuk mendapatkan oksigen.
ADVERTISEMENT
Adaptasi ini dilakukan karena memeras oksigen melalui kulit sebetulnya memang sulit, dan lebih sulit lagi dilakukan oleh kumbang berukuran lebih besar dengan kulit yang lebih tebal.
Kumbang penyelam air bawah tanah hidup di sejumlah benua, tetapi menurut Jones, ada kompleksitas akuifer yang terjadi di Australia Barat, dan ini mendorong diversifikasi spesies kumbang di sana.
Ukuran tubuh kumbang penyelam di akuifer pun berpengaruh terhadap kebutuhan udara dan kemampuan metabolisme. Mereka mesti menyesuaikan diri lantaran, selain kurangnya akses terhadap lapisan udara di atas garis air, akuifer sebetulnya masih memiliki konsentrasi oksigen terlarut yang bervariasi (setidaknya 40-50 persen). Evolusi mereka ialah kunci untuk eksistensi.