Begini Cara Pastikan Kacamata UV Aman untuk Lihat Gerhana Matahari

16 Desember 2019 7:57 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin. Foto: Kevin Baird via Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin. Foto: Kevin Baird via Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)
ADVERTISEMENT
Pada 26 Desember 2019, masyarakat Indonesia beruntung mendapatkan kesempatan menyaksikan fenomena langka, Gerhana Matahari Cincin. Alangkah baiknya jika fenomena langka ini tidak dilihat dengan mata telanjang karena akan berakibat buruk pada penglihatan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, kamu harus sediakan kacamata gerhana anti-ultraviolet agar aman saat menyaksikan Gerhana Matahari. Lalu, bagaimana caranya untuk memastikan kalau kacamata yang kamu miliki benar-benar aman untuk menyaksikan Gerhana Matahari?
Berdasarkan situs gerhanamatahari.id milik para pecinta astronomi Indonesia, kamu harus melakukan uji coba terlebih dahulu. Caranya dengan menggunakan cahaya flash dari smartphone.
Kamu cukup menempelkan cahaya flash ke kacamata Gerhana Matahari. Apabila kamu tidak melihat seberkas cahaya apa pun pada kacamata, artinya produk kacamata itu aman digunakan melihat Gerhana Matahari.
Film pada kacamata adalah unsur paling penting untuk melindungi mata manusia untuk memfilter ultra violet secara keseluruhan.
“Bagian terpenting dari Kacamata Gerhana Matahari adalah filmnya. Film ini harus dapat memfilter semua cahaya spektrum ultra violet (UV) yang tidak kasat mata tapi sangat berbahaya,” tulis situs itu.
Seorang warga memegang kacamata khusus untuk melihat gerhana matahari total di Coquimbo, Chile Foto: REUTERS / Pablo Sanhueza
Dari film kacamata itu harus bisa memfilter hingga 99,99 persen spektrum cahaya yang tampak. Jadi, hanya tersisa sedikit cahaya kuning kemerahan untuk pengamatan saat gerhana.
ADVERTISEMENT
Selain itu, masyarakat yang ingin menyaksikan Gerhana Matahari Cincin diimbau untuk tidak menggunakan film rontgen dan kacamata las. Alasannya, film jenis ini dibuat untuk memfilter cahaya tampak saja, tapi tidak cahaya dengan spektrum ultra violet.
Untuk fenomena Gerhana Matahari Cincin sendiri, ini menjadi yang pertama kali terjadi di Indonesia. Fenomena ini hanya terjadi selama 12 tahun sekali.
Istimewanya, fenomena Gerhana Matahari Cincin hanya bisa terjadi pada Matahari. Tidak ada Gerhana Bulan Cincin karena Bumi jauh lebih besar dari Bulan, sehingga bayangannya akan menutupi seluruh piringan Bulan.