Begini Trik Sederhana Lolos saat Interview Kerja menurut Studi Baru

30 Januari 2024 11:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang paruh baya wawancara kerja. Foto: Kateryna Onyshchuk/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang paruh baya wawancara kerja. Foto: Kateryna Onyshchuk/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mencari kerja di tengah kompetisi yang sangat ketat bukanlah perkara mudah. Giliran sudah dipanggil ke tahap wawancara, kamu kalah bersaing dengan orang yang lain, terutama oleh kandidat yang memiliki kemampuan public speaking atau komunikasi publik yang baik.
ADVERTISEMENT
Jika masih kesulitan, sebuah studi baru menemukan kiat khusus untuk lolos interview kerja yang mungkin bisa dicoba. Triknya cukup sederhana, kamu cukup memamerkan keahlianmu tanpa terdengar seperti orang sombong. Bagaimana caranya? Mari kita bahas.
Menurut riset yang terbit di Personality and Social Psychology Bulletin, humorbragging adalah cara efektif untuk menonjolkan kompetensi kamu sehingga membuat pewawancara ingin memperkerjakanmu. Caranya dengan menggabungkan semua presentasi diri dengan sedikit humor untuk menghilangkan rasa kaku yang sebagian besar kita rasakan ketika dipaksa untuk mempresentasikan diri sendiri.
“Kami menyadari bahwa terkadang kita bisa memakai humor untuk mengatasi kecanggungan ini. Penasaran dengan hal ini, kami melihat potensi humor sebagai strategi untuk mengatasi dilema dalam menyeimbangkan kebutuhan untuk menunjang kompetensi sekaligus tampil menarik dan menyenangkan,” ujar Jieun Pai, penulis utama studi dan asisten profesor dari Business School di Imperial College London, Inggris, dikutip dari IFLScience.
Ilustrasi tertawa karena mendengarkan humor. Foto: Shutter Stock
Penelitian ini dibagi menjadi empat analisis berbeda. Investigasi pertama berfokus pada resume atau CV. Tim membuat dua resume fiksi: Satu resume memuat beberapa humor, sementara CV lain punya intonasi lebih lugas. Keduanya dikirim ke 345 perusahaan dan peneliti mengukur tingkat minat perusahaan terhadap kandidat melalui kunjungan situs web dan kontak dari perekrut.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, resume yang menyertakan humor memiliki tanggapan tiga kali lebih banyak ketimbang CV yang terlihat netral. Ini menunjukkan bahwa humor mungkin jadi cara efektif untuk menarik perhatian perusahaan di pasar kerja yang sangat ketat.
Selanjutnya, penelitian berfokus pada interview kerja. Relawan diminta untuk berpura-pura menjadi manajer restoran yang mempekerjakan seorang koki pastry, dan diberikan dua transkrip wawancara untuk dinilai. Sekali lagi, yang satu berisi beberapa komentar lucu, sementara yang lain berisi ringkasan sederhana dari pengalaman kerja.
Kandidat yang mempromosikan diri diiringi dengan sedikit humor dianggap lebih hangat dan lebih kompeten, dan penilai cenderung lebih menawarkan pekerjaan kepada orang tersebut. Temuan ini bukan berarti bikin kamu harus selalu melucu sepanjang interview berlangsung, kecuali kalau kamu lagi melamar jadi stand-up comedian. Namun, satu lelucon saja sudah bisa memberimu keunggulan saat wawancara dilakukan.
Ilustrasi gagal wawancara kerja. Foto: Shutter Stock
“Salah satu elemen yang lebih mengejutkan dari temuan kami adalah dampak signifikan dari satu baris humor yang meningkatkan kualitas diri terhadap hasil,” kata Pai kepada PsyPost.
ADVERTISEMENT
Studi dilanjutkan dengan melihat promosi kewirausahaan di acara TV Shark Tank. Dari total 154 promosi di empat musim pertama acara tersebut, peneliti menemukan bahwa penggunaan humor dalam promosi tersebut secara signifikan lebih menghasilkan investasi (pendapatan).
Studi ini menegaskan bahwa humorbragging tampaknya menjadi formula ajaib saat kamu ingin mempresentasikan kemampuan diri ketika interview kerja. Meski temuan ini menarik, peneliti mengaku bahwa studinya masih memiliki beberapa keterbatasan.
Artinya, humor harus disesuaikan dengan situasi yang memungkinkan kamu berhasil dalam wawancara kerja tersebut. Ada juga faktor budaya dan sosial yang perlu dipertimbangkan. Sederhananya, tidak semua orang memiliki selera humor yang sama.
Jika melamar pekerjaan, kamu mungkin bisa mempertimbangkan untuk melontarkan humor santai. Tentu humornya tidak di setiap saat karena bisa berpotensi terjadi kesalahpahaman, kecuali kamu di-interview untuk posisi pelawak atau stand-up comedian.
ADVERTISEMENT