Bekerja Sebentar tapi Efektif, Kunci Sukses Gabriel Garcia Marquez

6 Maret 2018 18:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gabriel Garcia Marquez (Foto: Wolf Gang/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Gabriel Garcia Marquez (Foto: Wolf Gang/Flickr)
ADVERTISEMENT
Hari ini Gabriel Garcia Marquez, penulis cum jurnalis asal Kolombia berulang tahun. Jika ia masih hidup, usianya kini genap 91 tahun.
ADVERTISEMENT
Gabo, begitulah Marquez dikenal, lahir di Aracataca, Kolombia, pada 6 Maret 1927. Sebelum tutup usia di Meksiko pada 17 April 2014, Gabo telah mencatatkan namanya sebagai peraih Hadiah Nobel Kesusastraan tahun 1982.
Banyak karya yang telah ia buat. Salah satu yang paling memukau adalah novelnya yang berjudul ‘Cien años de soledad’ atau dalam bahasa Inggris berjudul ‘One Hundred of Solitude’. Di Indonesia, buku tersebut juga telah diterjemahkan dengan judul ‘Seratus Tahun Kesunyian’.
Meski Gabo telah meninggal, karya-karyanya tak lekang oleh zaman. Banyak orang dari berbagai generasi di seluruh dunia masih membaca dan mengagumi karya-karya tulisnya.
Maka wajarlah jika pada hari ini Google ikut merayakan hari ulang tahun ke-91 Gabo melalui Google Doodle. Di Google Doodle tampak ilustrasi sosok Gabo yang didampingi dengan ilustrasi berwarna-warni lainnya.
Google Doodle Gabriel Garcia Merquez (Foto: Google)
zoom-in-whitePerbesar
Google Doodle Gabriel Garcia Merquez (Foto: Google)
Ada satu hal yang mungkin patut kita pelajari dari sosok Gabo, yakni bagaimana ia bisa bekerja dalam waktu yang tidak berlama-lama namun efektif.
ADVERTISEMENT
Menurut hasil studi yang telah dipublikasikan di jurnal Nautilus, Gabo hanya menulis selama empat hingga lima jam per hari. Dan rupanya menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Alex Soojung-Kim Pang itu, banyak tokoh besar sukses lainnya juga bekerja dalam waktu yang sebentar, tidak ngoyo dan tidak berlama-lama.
Charles Darwin adalah salah satunya. Menurut hasil penelitian tersebut, salah satu ilmuwan paling berpengaruh di dunia itu hanya bekerja selama sekitar empat jam per hari dan ia masih bisa untuk menulis “salah satu buku yang mungkin paling terkenal dalam sejarah sains.”
Patung Charles Darwin di Natural History Museum. (Foto: Aitoff via Pixabay (CC0 Creative Commons))
zoom-in-whitePerbesar
Patung Charles Darwin di Natural History Museum. (Foto: Aitoff via Pixabay (CC0 Creative Commons))
Pang juga menyebutkan lama waktu kerja banyak tokoh besar lainnya. Antara lain ia merinci, Ernest Hemmingway hanya bekerja selama sekitar enam jam per hari, Stephen King mengatakan bekerja di atas empat jam itu “berat”, dan Alice Munro sang peraih Hadiah Nobel Kesusastraan tahun 2014 bekerja tiga jam per hari.
ADVERTISEMENT
Para tokoh besar itu bukanlah malas, melainkan efisien, begitulah kira-kira kata yang tepat dalam menunjukkan produktivitas mereka.
Pada dasarnya, sebagaimana dikutip dari CNBC, secara sains setiap orang bisa melakukan lebih banyak hal dalam waktu yang lebih sedikit. Bila Anda bekerja terlalu lama, bisa jadi Anda sedang menahan diri Anda sendiri.
Stres bekerja. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Stres bekerja. (Foto: Pixabay)
Cara Bekerja Efektif
Gabo dan tokoh-tokoh besar lainnya telah menunjukkan bahwa kita tidak perlu bekerja berlama-lama untuk menghasilkan karya-karya yang besar. Namun yang lebih penting, bekerjalah secara efektif.
Meski begitu, sebelum Anda mengurangi jam kerja Anda, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui terlebih dulu, yakni terkait bagaimana caranya bekerja secara efektif.
Bekerja dengan rajin. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bekerja dengan rajin. (Foto: Thinkstock)
Psikolog Karl Anders Ericsson pernah mengadakan sebuah studi untuk mengetahui apa yang membedakan siswa biola terbaik dengan yang siswa lainnya di Konservatorium Berlin.
ADVERTISEMENT
Ericsson menemukan, pekerjaan yang terbaik dan paling produktif adalah dengan “intens”. Itu artinya, seseorang perlu melibatkan konsentrasinya secara penuh dalam aktivitas khususnya agar dapat meningkatkan kinerjanya.
Carl Newport, asisten profesor ilmu komputer di Georgetown University, menyebut hal ini sebagai deep work”. Menurutnya seseorang perlu melakukan “deep work” untuk “mengeluarkan setiap tetes terakhir dari kapasitas intelektual Anda saat ini.”
Setidaknya ada empat tips bagi Anda agar Anda bisa melakukan pekerjaan secara intens dan efektif. Mari simak secara perlahan.
Bekerja Sebentar tapi Efektif (Foto: Lidwina Win Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bekerja Sebentar tapi Efektif (Foto: Lidwina Win Hadi/kumparan)
1. Fokus
Newport menunjuk kehidupan Theodore Roosevelt yang luar biasa produktif. Terpilih pada usia 42 tahun, Presiden Amerika Serikat termuda ini juga dikenal sebagai petinju, penyair dan naturalis.
Roosevelt adalah seorang pembaca yang tak pernah puas yang kadang bisa menyelesaikan keseluruhan sebuah buku sebelum sarapan pagi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Roosevelt juga seorang penulis yang produktif. Dia menerbitkan hampir 50 buku dan diperkirakan telah menulis lebih dari 150.000 surat.
Fokus (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Fokus (Foto: Pexels)
Menurut Newport, bukan waktu kerja yang lama berjam-jam yang membuat Roosevelt sukses. Faktanya, sang presiden mempunyai kebiasaan tidur siang sebentar secara teratur bahkan ketika telah dewasa.
Bahkan, Roosevelt meraih gelar kehormatan tinggi di Harvard dengan hanya belajar beberapa jam per hari sambil mengejar sejumlah ekstrakurikuler.
Yang membuat Roosevelt sukses adalah fokusnya saat ia bekerja selama beberapa jam itu: Dia menyingkirkan semuanya dan menginvestasikan dirinya sepenuhnya dalam tugas yang ada.
2. Jangan Multitasking
Multitasking (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Multitasking (Foto: Thinkstocks)
Distraksi atau gangguan selalu ada di sekitar kita. Untuk bekerja secara efisien dan fokus, Anda perlu mengabaikan semua distraksi di sekitar Anda itu. Di era ponsel pintar saat ini, teknologi semakin memperbesar potensi munculnya distraksi saat Anda bekerja
ADVERTISEMENT
Sebuah studi pada 2015 mengungkapkan, lama rata-rata perhatian atau fokus seseorang pada sesuatu hanyalah delapan detik. Waktu tersebut bahkan lebih pendek daripada rentang perhatian seekor ikan mas.
Daniel Weissman, neurosaintis di University of Michigan, pernah membuat studi dengan melakukan pemindaian MRI pada sejumlah orang. Hasilnya, proses dalam otak seseorang akan berhenti sejenak ketika melakukan beberapa tugas secara sekaligus, meskipun tugas-tugas itu sederhana.
“Bahkan tugas-tugas yang sederhana pun bisa membebani otak kita ketika mencoba melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu,” simpul Wiessman.
Dalam studi lainnya, mendengarkan musik pun dapat membuat kinerja para siswa menjadi lebih buruk saat mengerjakan tugas-tugas yang berkaitan dengan memori.
Pada dasarnya, dalam kasus apa pun, para ilmuwan menyarankan bahwa fokus mengerjakan satu tugas dalam satu waktu adalah cara yang terbaik.
ADVERTISEMENT
3. Istirahat yang Baik
com-Istirahat Ketika Lelah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Istirahat Ketika Lelah (Foto: Thinkstock)
Penelitian menunjukkan, Anda tidak bisa mengelola kekuatan otak Anda dengan bekerja sepanjang hari tanpa istirahat. Beberapa studi menemukan, para pekerja akan menjadi lebih produktif ketika beristirahat selama 15 menit setiap satu jam ia bekerja.
Istirahat yang baik tidak bisa dilakukan dengan membaca berita atau men-scroll timeline di Twitter, Facebook, maupun media sosial lainnya.
Anda harus benar-benar mengistirahatkan pikiran Anda dan biarkan ia berkelana dengan sendirinya.
Dalam penelitian Ericsson di Konservatorium Berlin, Pang memberi catatan bahwa siswa-siswa terbaik menerapkan kebiasaan berlatih yang intens dan penuh perhatian. Selain itu, mereka juga terbiasa untuk istirahat secara intens.
4. Tidur Siang Sebentar
Tidur siang untuk melepas penat (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tidur siang untuk melepas penat (Foto: Thinkstock)
Dalam hasil eksperimen lain yang dilansir The New York Times, para peneliti menguji daya paham para siswa sebanyak empat kali dalam sehari. Hasilnya, mereka menemukan bahwa kinerja para siswa itu semakin memburuk.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi menariknya, kinerja para siswa yang tidur siang selama 30 menit di sela-sela pengujian tersebut, ditemukan tidak menurun. Bahkan kinerja para siswa yang tidur siang selama 60 menit justru semakin membaik.
Sudah banyak penelitian yang menyebut bahwa tidur siang sebentar dapat membantu mempertahankan kewaspadaan dan daya paham kita.
Roosevelt dan banyak presiden Amerika Serikat lainnya selalu tidur siang bahkan ketika dewasa. Ilmuwan paling brilian di abad ke-20, Albert Einstein pun selalu tidur siang. Begitu juga Margaret Thatcher, Winston Churchill, Kim Kardashian, hingga Kanye West.
Meski kita tidak perlu berlama untuk bekerja setiap harinya agar bisa menjadi produktif, tetap saja kita perlu banyak bekerja untuk meraih kesuksesan. Menurut Pang, kita tetap membutuhkan formula terkait akumulasi 10.000 jam.
ADVERTISEMENT
Namun, yang menarik dan perlu kita pahami dari sini, Gabo, Darwin, Einstein, hingga Roosevelt, mampu mengakumulasi waktu kerja mereka hingga mencapai kesuksesan tanpa harus duduk bekerja berlama-lama dari pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore per hari atau bahkan lebih.
Sekali lagi, secara sains sebenarnya kita bisa jadi lebih produktif dan menghasilkan karya-karya besar dalam waktu yang lebih sedikit jika kita mengerjakannya secara efektif.