Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Benarkah Minum Susu Bisa Memperparah Pilek dan Memperbanyak Ingus?
19 September 2018 14:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Saat sedang pilek, Anda mungkin pernah mendapat "nasihat" untuk menghindari konsumsi susu. Konon, susu bisa menyebabkan bertambah banyaknya ingus di hidung dan memperparah pilek.
ADVERTISEMENT
Bahkan dilaporkan ada orang tua dari anak penderita asma yang menghindari memberikan anaknya susu. Hal ini akibat kekhawatiran susu bisa meningkatkan produksi lendir dan mempersulit pernapasan anaknya.
Benarkah susu bisa membuat pilek semakin parah dan menyebabkan ingus semakin banyak?
Menurut riset yang dilakukan Ian Balfour-Lynn, konsultan pernapasan anak dari Royal Brompton Hospital di London, jawabannya adalah tidak.
Hasil risetnya, yang dipublikasikan di jurnal Archives of Diseases of Childhood, menjelaskan bahwa anggapan atas dampak negatif susu terhadap pilek dan asma berasal dari abad ke-13.
Anggapan tersebut ditulis oleh Moses Maimonides, filsuf Yahudi dan juga dokter kerajaan Mesir. Dalam tulisannya, Maimonides berpendapat bahwa ada beberapa makanan, seperti kacang-kacangan, daging, dan keju zaman dahulu, yang bisa meningkatkan produksi dahak dan memperburuk simtom penyakit asma.
ADVERTISEMENT
Secara khusus Maimonides menggarisbawahi susu bisa menyebabkan rasa "penuh di kepala". Ia menyarankan untuk mengonsumsi semangkuk sup ayam panas untuk melawan pilek.

Sementara itu mitos bahwa susu menyebabkan peningkatan jumlah ingus ternyata berasal dari kisah tradisional China. Sayang, sangat sedikit bukti klinis untuk mendukung anggapan ini.
Dijelaskan bahwa sudah banyak percobaan untuk mempelajari hipotesis hubungan antara susu dengan pilek, tapi hasilnya masih dianggap meyakinkan. Kebanyakan menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara minum susu dengan simtom penyumbatan saluran pernapasan atau peningkatan produksi dahak.
"Memang tekstur susu bisa membuat orang-orang merasa ingus dan saliva menjadi lebih kental serta sulit ditelan. Namun tidak ada bukti bahwa susu menyebabkan sekresi ingus berlebihan," ujar Balfour-Lynn, dikutip dari IFL Science.

ADVERTISEMENT
Dipercaya luas
Banyak orang yang sudah telanjur mempercayai mitos-mitos di atas. Ada riset di AS yang menemukan bahwa 60 persen masyarakat mempercayai bahwa minum susu bisa meningkatkan produksi ingus. Di antara mereka yang percaya, setengahnya mengatakan bahwa mereka menghindari memberikan anaknya susu ketika sakit.
Bahkan dijelaskan mitos ini juga dipercaya beberapa tenaga medis profesional.
"George Orwell (penulis asal Inggris) mengatakan bahwa mitos yang dipercayai luas bisa menjadi kenyataan. Jadi mitos susu-ingus harus dibantah dengan tegas oleh tenaga medis profesional," kata Balfour-Lynn.
"Departemen kami (departemen pernapasan anak) telah berulang kali mendapat laporan dari orang tua bahwa minum susu meningkatkan produksi ingus dari paru-paru, dan mereka kemudian berhenti memberikan susu ke anaknya," ujarnya. "Padahal susu adalah sumber penting bagi kalori, kalsium, dan vitamin bagi anak-anak."
ADVERTISEMENT