Bukan Daki, Kerak Kulit Menghitam di Leher Ternyata Tanda Penyakit Ini

6 Agustus 2021 8:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acanthosis nigricans. Foto: Scott Dulebohn (CC BY SA 4.0)
zoom-in-whitePerbesar
Acanthosis nigricans. Foto: Scott Dulebohn (CC BY SA 4.0)
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu melihat orang dengan kulit berkerak kehitaman di belakang lehernya? Kebanyakan orang mengira hal tersebut merupakan daki. Namun, ternyata tak semua area kehitaman di kulit disebabkan oleh daki.
ADVERTISEMENT
Salah satu penjelasan kulit kehitaman di leher yang kamu lihat itu adalah acanthosis nigricans. Ini merupakan kelainan kulit yang umum ditemukan pada orang obesitas dan pengidap diabetes.
Menurut studi kepustakaan dari peneliti Fakultas Kedokteran UGM, Kartika Kemala dan Retno Danarti, acanthosis nigricans merupakan kelainan kulit yang secara klinis ditandai oleh adanya patch atau plak berwarna coklat, abu-abu sampai hitam, disertai dengan struktur seperti beludru.
Hingga saat ini, prevalensi kasus acanthosis nigricans masih belum dapat diketahui secara pasti. Meski demikian, “prevalensi acanthosis nigricans dilaporkan meningkat secara paralel dengan peningkatan obesitas, berhubungan dengan resistensi insulin dan diabetes melitus,” kata Kemala dan Danarti dalam studinya yang dipublikasi jurnal Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin pada 2019.
ADVERTISEMENT
Acanthosis nigricans umumnya asimptomatik atau tak bergejala. Namun, area yang terkena kelainan ini dapat terasa gatal atau berbau.
Bercak kehitaman akibat acanthosis nigricans tak hanya berada di leher. Ia mungkin muncul di lipatan kulit dan area lain, seperti ketiak, lipatan paha, siku, lutut, ruas jari, bibir, telapak tangan, dan telapak kaki.
Ilustrasi diabetes. Foto: Shutterstock
Healthline melaporkan bahwa acanthosis nigricans terdapat pada laki-laki maupun perempuan. Kelainan kulit ini paling umum terjadi pada mereka yang kelebihan berat badan, memiliki kulit lebih gelap, dan memiliki diabetes atau kondisi pra-diabetes. Anak-anak yang mengembangkan acanthosis nigricans memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di masa depan.
Semua kelompok etnis dan ras sama-sama berisiko mengalami acanthosis nigricans ketika indeks massa tubuh (BMI) mereka jauh di atas normal. Namun, American Academy of Dermatology menyebut bahwa orang-orang keturunan Afrika, Karibia, atau Hispanik berisiko lebih tinggi mengalami kelainan kulit ini.
ADVERTISEMENT
Acanthosis nigricans terjadi ketika sel-sel kulit epidermis mulai bereproduksi dengan cepat. Pertumbuhan sel kulit abnormal ini paling sering dipicu oleh tingginya kadar insulin dalam darah. Dalam beberapa kasus langka, peningkatan sel kulit juga dapat disebabkan oleh obat-obatan, kanker, atau kondisi medis lainnya.
Berikut sejumlah kondisi yang dapat memicu acanthosis nigricans, menurut American Academy of Dermatology:
Ilustrasi Obesitas. Foto: Shutterstock
Jika kamu punya acanthosis nigricans dan ingin konsultasi ke dokter, dia mungkin akan memeriksa apakah diabetes atau resistensi insulin sebagai penyebabnya. Tes-tes ini mungkin termasuk tes glukosa darah. Dokter juga mungkin meninjau obat-obatan, suplemen, atau vitamin yang kamu sedang pakai untuk melihat apakah itu merupakan faktor yang berkontribusi.
ADVERTISEMENT
Healthline melaporkan, acanthosis nigricans bukanlah penyakit. Acanthosis nigricans adalah gejala dari kondisi kesehatan lain yang mungkin memerlukan perhatian medis.
Perawatan terhadap acanthosis nigricans sebagian besar difokuskan untuk mengatasi kondisi yang menyebabkannya. Jika kamu kelebihan berat badan, dokter akan menyarankan kamu untuk menurunkan berat badan. Dokter mungkin juga akan meresepkan obat untuk membantu mengendalikan glukosa darah.
Jika acanthosis nigricans disebabkan oleh obat-obatan atau suplemen, dokter mungkin akan meminta kamu untuk berhenti mengkonsumsinya atau menyarankan penggantinya. Acanthosis nigricans biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika kamu menemukan penyebabnya dan dapat mengendalikannya.