Bumi Makin Kritis, Asap Kebakaran Hutan di Siberia Capai Kutub Utara

14 Agustus 2021 14:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kebakaran hutan terjadi di Siberia.  Foto: REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran hutan terjadi di Siberia. Foto: REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemanasan global semakin nyata, perubahan iklim dampak dari polusi udara dan deforestasi hutan mencapai titik kritis. Musababnya, untuk pertama kali dalam sejarah manusia asap kebakaran hutan besar-besaran yang terjadi di wilayah Siberia, Rusia, kini telah mencapai kutub utara geografis.
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan kali ini juga disebut sebagai yang paling parah di dunia jika dibandingkan dengan kebakaran hutan lainnya. Baru-baru ini, NASA membagikan foto pemandangan mengerikan gumpalan asap tebal membentang lebih dari 4.800 kilometer, dari wilayah Yakutia di timur laut Siberia hingga Kutub Utara.
Biasanya, kebakaran hutan terjadi setiap musim panas di wilayah berhutan lebat. Namun, tahun ini menjadi yang terburuk. Tahun lalu, kebakaran hutan di Siberia dikategorikan “sangat parah” oleh pihak berwenang Rusia dan diperkirakan telah menghasilkan sekitar 450 juta ton karbon dioksida.
Namun tahun ini, kebakaran hutan diperkirakan telah menghasilkan sekitar 505 juta ton karbon dioksida. Ironisnya, musim panas dan potensi kebakaran masih belum berakhir. Artinya, karbon dioksida masih akan mencemari Bumi.
Foto udara ini diambil pada 27 Juli 2021, menunjukkan hutan yang terbakar di Gorny Ulus, sebelah barat Yakutsk, di Siberia. Foto: Dimitar Dilkoff/AFP
NASA memperkirakan asap dari kebakaran hutan di Siberia membentang lebih dari 3.200 kilometer dari timur ke barat dan 4.000 kilometer dari utara ke selatan. Menurut laporan kantor berita China Xinhua, asap tersebut dapat terlihat Ulaanbaatar di Mongolia, berjarak lebih dari 2.000 kilometer dari titik kebakaran.
ADVERTISEMENT

Terjadi Iklim Ekstrem

Yakutia atau Republik Sakha di mana kebakaran hutan Siberia terjadi mencatat salah satu suhu terdingin di Bumi pada Februari 1891 dengan suhu minus mencapai 64,4 derajat Celcius. Namun pada musim dingin tahun ini wilayah tersebut mengalami rekor suhu tertinggi.
Berdasarkan laporan The Siberian Times, pada pertengahan Juli 2021 penduduk Siberia telah menghirup asap lebih dari 300 kebakaran hutan di wilayah berbeda. Ironisnya, dari sekian banyak kebakaran yang terjadi, hanya setengahnya yang ditangani oleh petugas pemadam kebakaran setempat karena yang lainnya dianggap terlalu berbahaya.
Potret kebakaran hutan di Siberia Foto: Dok. Mongabay.com
Adapun kebakaran hutan diperkirakan telah menelan lahan seluas 161.300 kilometer persegi sejak awal tahun ini. Lembaga pemantau cuaca Rusia Rosgidromet melaporkan pada Senin (9/8) bahwa situasi kebakaran di Siberia terus memburuk, di mana ada sekitar 34.000 kilometer persegi hutan yang terbakar saat ini.
ADVERTISEMENT

Penyebab kebakaran

Menurut AFP, para aktivis lingkungan menyalahkan pihak berwenang Rusia karena membiarkan sebagian besar hutan terbakar setiap tahunnya. Sementara menurut Yaroshenko, pakar kehutanan dari Greenpeace Rusia, kebakaran di Siberia lebih besar daripada kebakaran hutan musim ini di Yunani, Turki, Italia, Amerika Serikat, dan Kanada jika digabungkan.
Yaroshenko mengaitkan kebakaran hutan dengan efek perubahan iklim yang lebih buruk. Ia bilang, media Rusia jarang melaporkan kebakaran hutan Siberia sehingga banyak orang tidak tahu berapa banyak kerusakan yang bisa ditimbulkan.
"Selama bertahun-tahun, para pejabat dan pemimpin telah mengatakan bahwa kebakaran adalah normal, bahwa taiga (hutan lebat) selalu menyala, dan tidak perlu mempermasalahkan hal ini. Orang-orang sudah terbiasa dengan itu," kata Yaroshenko.