China Bantah SARS Jadi Penyebab Penyakit Pernapasan Misterius

6 Januari 2020 16:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus Foto: qimono via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus Foto: qimono via Pixabay
ADVERTISEMENT
Virus pneumonia misterius menyerang puluhan orang di kota Wuhan, China. Sebelumnya, dilaporkan ada 44 pasien yang terjangkit virus yang belum teridentifikasi tersebut. Pada Minggu (5/1), kantor berita AFP melaporkan jumlah pasien bertambah menjadi 59 orang.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, menurut catatan Komisi Kesehatan Wuhan, 59 pasien mengalami sakit parah namun tidak ada yang meninggal dunia. Mereka tengah menjalani perawatan di karantina.
Kendati begitu, tak bisa dipungkiri bahwa wabah virus tersebut memicu kekhawatiran warga. Terutama saat merebak isu bahwa mereka tengah menghadapi wabah sindrom pernapasan akut (SARS). Namun, Komisi Kesehatan Kota Wuhan menegaskan virus pneumonia misterius itu bukanlah virus SARS yang menewaskan ratusan lebih warga satu dekade silam.
Flu di Hongkong Foto: REUTERS/Bobby Yip
“Kami telah meniadakan beberapa hipotesis, khususnya bahwa itu adalah flu burung, adenovirus, sindrom pernapasan akut (SARS) atau Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS),” ujar perwakilan dari Komisi Kesehatan Wuhan, dilansir Science Alert.
Selain itu, polisi setempat juga mengatakan mereka telah memberi sanksi kepada 8 orang karena menyebarkan informasi palsu di internet terkait penyebab wabah penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Kasus warga yang terinfeksi virus pertama kali dilaporkan pada pekan lalu di Wuhan, yang memiliki populasi lebih dari 11 juta penduduk. Saat itu, spekulasi yang santer berkembang di internet bahwa kasus tersebut menjadi momen kebangkitan virus SARS yang sangat menular.
Ilustrasi batuk dan pilek. Foto: Pixabay
Sejumlah laporan kasus penyakit tersebut terjadi antara 12 sampai 29 Desember 2019, dengan beberapa pasien merupakan pekerja di pasar ikan laut yang kini ditutup untuk tujuan desinfeksi. Sejauh ini, belum ada bukti nyata penularan infeksi dari manusia ke manusia.
“Adanya laporan kaitan antara pasar grosir ikan dan hewan hidup dapat mengindikasi hubungan paparan dengan hewan,” ujar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), dalam pernyataan tertulisnya.
Adapun gejala yang dilaporkan pada pasien sebagian besar meliputi demam, kesulitan bernapas, dan foto rontgen dada menunjukkan lesi invasif pada kedua paru-paru.
ADVERTISEMENT
“Gejala-gejala yang dilaporkan di antara pasien adalah umum untuk beberapa penyakit pernapasan, dan pneumonia umum terjadi di musim dingin,” tulis WHO.
Pada 2003, SARS menewaskan 349 orang di daratan China dan 299 lainnya di Hong Kong. Virus mematikan tersebut, yang menginfeksi lebih dari 8.000 orang di seluruh dunia, diyakini berasal dari Provinsi Guangdong, China Selatan, berdasarkan penuturan WHO.
China memecat Menteri Kesehatan saat itu, Zhang Wenkang, karena penanganan krisis yang buruk, beberapa bulan setelah kasus pertama dilaporkan. Setahun kemudian, tepatnya pada Mei 2004, WHO mengumumkan bahwa China bebas dari SARS.