China dan Rusia Bangun Pembangkit Nuklir di Bulan buat Tenagai Stasiun Riset

29 April 2025 8:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bulan. Foto: Fernando Astasio Avila/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bulan. Foto: Fernando Astasio Avila/Shutterstock
ADVERTISEMENT
China mempertimbangkan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Bulan. Proyek untuk menghidupi Stasiun Riset Bulan Internasional (International Lunar Research Station/ILRS) itu dirancang bareng Rusia.
ADVERTISEMENT
Langkah ini sejalan dengan ambisi China dalam eksplorasi luar angkasa, dengan target mendaratkan astronaut di Bulan pada 2030. Misi Chang’e-8 dijadwalkan meluncur pada 2028, menjadi fondasi pembangunan pangkalan permanen berawak di satelit alami Bumi.
Ide pembangunan PLTN di Bulan disampaikan dalam sebuah presentasi di Shanghai, China, yang dihadiri 17 negara dan organisasi internasional anggota ILRS.
Pei Zhaoyu, Kepala Insinyur Misi Chang’e-8, mengungkapkan dalam presentasinya bahwa pasokan listrik tidak hanya dari reaktor nuklir saja. Mereka juga akan mengandalkan panel surya berukuran besar, serta jaringan pipa dan kabel, untuk distribusi listrik dan pemanas di permukaan Bulan.
Jejak sepatu astronaut di Bulan dalam misi Apollo 11. Foto: NASA
Sebelumnya, Rusia melalui badan antariksa Roscosmos sudah mengumumkan rencana mendirikan PLTN di Bulan bersama Badan Antariksa Nasional China (China National Space Administration/CNSA) pada 2035. Masuknya ide reaktor nuklir di forum resmi mempertegas dukungan Beijing terhadap proyek tersebut, meski belum ada pengumuman resmi.
ADVERTISEMENT
"Pertanyaan penting bagi ILRS adalah pasokan listrik, dan dalam hal ini Rusia punya keunggulan alamiah, jika menyangkut pembangkit nuklir, khususnya pengirimannya ke luar angkasa, Rusia adalah yang terdepan di dunia, Rusia berada di depan Amerika Serikat," ujar Wu Weiren, Kepala Desainer Program Eksplorasi Bulan China, mengutip Reuters.
Wu menambahkan, setelah perundingan sebelumnya sempat mandek, ia berharap kali ini China dan Rusia dapat benar-benar mengirim reaktor nuklir ke Bulan.
Model dasar ILRS yang dibangun di kutub selatan Bulan ditargetkan rampung pada 2035, bertepatan dengan program ambisius AS, Artemis, yang menargetkan pendaratan astronaut AS kembali di Bulan per Desember 2025. Ke depan, China juga berencana meluncurkan proyek internasional bertajuk '555 Project', dengan tujuan mengajak 50 negara, 500 lembaga riset, dan 5.000 ilmuwan asing untuk berpartisipasi dalam ILRS.
ADVERTISEMENT