China Sukses Luncurkan Roket Misi Chang’e 5, Bakal Bawa Batu Bulan ke Bumi

25 November 2020 15:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat luar angkasa Change 5 sebelum diluncurkan.  Foto: REUTERS/Tingshu Wang
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat luar angkasa Change 5 sebelum diluncurkan. Foto: REUTERS/Tingshu Wang
ADVERTISEMENT
China berhasil meluncurkan pesawat luar angkasa ke Bulan dalam Misi Chang’e 5 yang bertujuan untuk membawa sampel batuan dan tanah Bulan ke Bumi. Ini adalah langkah terbaru dari program antariksa Internasional yang akan berlangsung hingga 2030.
ADVERTISEMENT
Roket tanpa awak itu diluncurkan di situs luar angkasa Wenchang di Pulau Hainan, China Selatan, Senin (23/11). Disiarkan langsung oleh media pemerintah China. Roket mampu mencapai orbit sekitar 15 menit setelah lepas landas. Jika perjalanan Chang’e 5 berhasil mendarat di Bulan dan kembali ke Bumi, China bakal menjadi negara ketiga yang membawa fragmen Bulan ke Bumi.
Sampel tersebut bisa memberi kontribusi besar untuk memahami evolusi tata surya. “Ini adalah misi yang sangat berani,” kata David S. Draper, wakil kepala ilmuwan di NASA. “Mereka akan membawa batuan Bulan secara besar-besaran dan ini akan berguna untuk memahami banyak hal penting tentang sejarah Bulan.”
Dalam beberapa dekade terakhir, Bulan kembali menjadi sorotan setelah ilmuwan berhasil menemukan air beku di kawah bayangan di wilayah kutub. NASA (National Aeronautics and Space Administration) sendiri sudah punya rencana untuk mengirim astronaut ke Bulan beberapa tahun mendatang dalam misi Artemis. Begitupun dengan India dan organisasi nirlaba Israel yang mencoba mengirimkan pesawat ruang angkasa ke Bulan pada tahun 2019. Sayang, kedua pesawat gagal mengorbit dan jatuh.
Peluncuran Roket Change 5. Foto: REUTERS/Tingshu Wang
Pada abad ini, hanya China yang berhasil menempatkan pesawat ruang angkasa tanpa awak di permukaan Bulan. Pertama Chang’e 3 pada Desember 2013, disusul Chang’e 4 pada Januari 2019 yang menjadi wahana antariksa pertama berhasil mendarat di sisi terjauh Bulan. Penjelajah Chang’e 4 yang disebut Yutu-2 hingga saat ini masih beroperasi dan mempelajari geologi Bulan.
ADVERTISEMENT
China telah membawa kemajuan besar selama beberapa dekade terakhir. Sekarang mereka berada di antara jajaran elite negara penjelajah luar angkasa. Selain misi Bulan, astronaut China berhasil berlabuh di orbit stasiun luar angkasa milik mereka sendiri sebanyak tiga kali. Bukan hanya itu, pada Juli 2020 dalam misi Tianwen-1, China berhasil menetapkan jalur ke Mars dan akan mencoba mendarat di permukaan planet merah tahun depan.
Sementara dalam misi kali ini, Chang’e 5 harus menyelesaikan tugas pengeboran dan pengambilan sampel Bulan dalam waktu satu hari atau 14 hari Bumi. Pendaratan akan dilakukan di vulkanik yang disebut Mons Rumker di wilayah Oceanus Procellarum di sisi dekat Bulan. Chang’e 5 ditargetkan akan membawa sekitar 2 kg spesimen Bulan ke Bumi.
ADVERTISEMENT
Bagi astronom, bebatuan yang dikumpulkan dari wilayah ini menjanjikan gambaran besar bagian Bulan yang jauh lebih muda. Sebab, penjelajahan sebelumnya yang dilakukan Apollo dan Luna berusia lebih dari tiga miliar tahun. Sementara Mons Rumker diperkirakan berusia sekitar 1,2 miliar tahun.
Seluruh misi Chang’e mulai dari lepas landas hingga pengambilan sampel batuan akan berakhir dalam waktu kurang dari satu Bulan. Sampel dijadwalkan bakal mendarat di wilayah Mongolia dalam di China pada pertengahan Desember 2020.
Ilmuwan berharap, batuan yang dibawa Chang'e 5 dapat mengkalibrasi teknik penghitungan kawah yang digunakan untuk memperkirakan usia permukaan geologi planet, Bulan, dan asteroid di seluruh tata surya.
“Karena sangat berbeda dari situs sebelumnya, sangat mungkin untuk mendapatkan hasil sains baru," kata Xiao Long, seorang ahli geologi planet di Universitas Geosains China di Wuhan, yang terlibat dalam pemilihan lokasi pendaratan seperti dikutip The New York Times.
ADVERTISEMENT