Coronavirus Mulai Menular dari Manusia ke Manusia

21 Januari 2020 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Staf medis di Rumah Sakit Jinyintan, tempat pasien virus corona di Wuhan, China Foto: REUTERS/Stringer
zoom-in-whitePerbesar
Staf medis di Rumah Sakit Jinyintan, tempat pasien virus corona di Wuhan, China Foto: REUTERS/Stringer
ADVERTISEMENT
Korban coronavirus yang menyebar dari Kota Wuhan, China, terus berjatuhan. Sejak muncul pertama kali di sebuah pasar ikan laut pada Desember 2019, virus penyebab gangguan pernapasan misterius itu telah menewaskan setidaknya empat warga setempat.
ADVERTISEMENT
Otoritas China telah mengonfirmasi total korban jiwa akibat coronavirus menjadi empat orang. Laporan kasus pasien yang dirawat juga melonjak drastis. Hingga Senin (20/1), jumlah warga yang terduga terinfeksi mencapai 223 orang, mayoritas berdomisili di Wuhan yang menjadi pusat wabah. Beberapa pasien juga berasal dari Beijing dan Shanghai.
Berdasarkan laporan Komisi Kesehatan Nasional China, dua warga di Provinsi Guangdong tertular coronavirus akibat kontak dengan orang yang terinfeksi. Ini sekaligus menjadi kasus pertama penularan dari manusia ke manusia. Perpindahan coronavirus antarmanusia bisa dikatakan jarang terjadi, sebab 80 persen virus yang masih satu keluarga dengan SARS ini ditularkan dari binatang ke manusia atau zoonosis.
Staf medis memindahkan barang dari Rumah Sakit Jinyintan,di Wuhan, China. Foto: REUTERS/Stringer
Kendati begitu, asal usul penularan wabah di Wuhan masih ditelusuri. Dugaan sementara, virus ditularkan dari hewan ke manusia, karena pusat wabah diyakini berasal dari pasar ikan setempat yang kini tengah ditutup untuk desinfeksi.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan terpisah, Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan mengatakan, ada 15 petugas medis di Wuhan yang terinfeksi coronavirus. Mereka tengah menjalani perawatan di bangsal isolasi, salah satunya dalam kondisi kritis.
“Wabah coronavirus seperti SARS di Wuhan berkembang menjadi risiko ekonomi potensial yang besar ke wilayah Asia-Pasifik sekarang karena ada bukti medis dari penularan manusia ke manusia,” ujar Rajiv Biswas, Kepala Ekonom Asia Pasifik untuk IHS Markit, dilansir Reuters.
Seorang wanita mengenakan masker di ruang tunggu di Stasiun Kereta Api Barat Beijing. Foto: REUTERS/Stringer
Adapun penyakit yang terjadi di Wuhan berasal dari coronavirus jenis baru atau novel coronavirus. Itu sebabnya belum tersedia vaksin untuk mengobatinya. Beberapa vaksin seperti Pneumokokus PCV13, Pneumokokus PPSV23, dan vaksin Hib yang ada saat ini hanya ditujukan untuk mencegah pneumonia yang umum terjadi.
ADVERTISEMENT
Penyebaran penyakit ini terhitung cepat. Warga Wuhan pertama kali terinfeksi virus pada 12 Desember 2019. Tak sampai sebulan, WHO mengonfirmasi kasus lain muncul di Thailand pada 8 Januari 2020. Seminggu kemudian, giliran Jepang melaporkan penyebaran coronavirus telah sampai di negara mereka.
Menyikapi potensi penyebaran coronavirus di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengingatkan masyarakat agar tidak panik. PDPI mengimbau masyarakat tetap waspada, terutama bila mengalami gejala demam dan batuk disertai kesulitan bernapas, agar segera mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat.
Selain itu, PDPI juga menyarankan beberapa upaya pencegahan dari individu seperti menjaga kebersihan tangan secara rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata, termasuk setelah menyentuh instalasi publik.
ADVERTISEMENT
“Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan alkohol 70-80 persen handrub,” tulis PDPI dalam pernyataan resmi yang diterima kumparanSAINS, Selasa (21/1).
Di samping itu, PDPI juga mengeluarkan travel advice bagi masyarakat yang melancong ke luar negeri. Beberapa hal yang patut dihindari seperti menyentuh hewan atau burung, mengunjungi pasar, peternakan atau pasar hewan hidup, hingga menghindari kontak langsung dengan pasien yang menunjukkan gejala infeksi saluran napas.