Danau Terbesar di Dunia Cepat Surut, Bikin Ilmuwan Khawatir

29 Oktober 2024 15:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Laut Kaspia, danau terbesar di dunia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Laut Kaspia, danau terbesar di dunia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Danau terbesar di dunia, Laut Kaspia, mengalami perubahan yang membuat ilmuwan khawatir. Garis pantai yang biasanya terdapat perairan berwarna biru kehijauan kini mengering dalam satu dekade terakhir.
ADVERTISEMENT
Meski namanya laut, Laut Kaspia sebenarnya adalah danau besar. Garis pantainya yang melingkar membentang lebih dari 6.437 kilometer, berada di antara lima negara: Kazakhstan, Iran, Azerbaijan, Rusia, dan Turkmenistan.
Negara tersebut bergantung pada Laut Kaspia untuk perikanan, pertanian, pariwisata, dan air minum, belum lagi cadangan minyak dan gasnya juga sangat dibutuhkan. Laut Kaspia pun menyumbang kelembapan dan curah hujan ke wilayah kering di Asia Tengah.
Namun, bendungan, polusi, hingga krisis iklim akibat manusia menyebabkan Laut Kaspia mengalami degradasi. Perubahan iklim juga memperparah kondisinya.
Jika perubahan iklim menyebabkan permukaan air laut global meningkat, maka dampak sebaliknya justru dialami oleh danau. Perubahan iklim membuat danau seperti Laut Kaspia mengalami peningkatan penguapan dan memicu curah hujan menjadi makin tidak menentu.
ADVERTISEMENT
Sejumlah pakar khawatir danau ini mungkin tidak akan bisa pulih lagi.
Gambar satelit penampakan danau Laut Kaspia bagian utara pada 20 September 2006. Foto: NASA
Gambar satelit penampakan danau Laut Kaspia bagian utara pada 19 September 2022. Foto: NASA
"Sangat sulit untuk menyaksikannya," kata aktivitas lingkungan, Azamat Sarsenbayev, yang melihat air Laut Kaspia surut dengan cepat di tempat tinggalnya di kota pesisir Aktau di Kazakhstan, dikutip dari CNN.
Matthias Prange, ilmuwan dari Universitas Bremen di Jerman, mengatakan ketinggian air Laut Kaspia telah menurun sejak 1990-an, dengan penurunan signifikan per 2005 sekitar 152 sentimeter. Dia pun memprediksi potensi penurunannya mencapai 8 hingga 30 meter menjelang akhir abad ini.
Sementara itu, studi lain yang terbit di jurnal Environmental Research Letters pada 2021 lalu menyebutkan permukaan air di Laut Kaspia berpotensi dapat menurun hingga 30 meter pada 2100 mendatang. Bahkan, proyeksi di bawah skenario pemanasan global menunjukkan perairan di bagian utara Laut Kaspia akan hilang sepenuhnya, menurut Joy Singarayer dari Universitas Reading, salah satu penelitinya.
ADVERTISEMENT
Ini menimbulkan kekhawatiran serius bagi lima negara di sekitar Laut Kaspia, karena dapat menyebabkan ketegangan geopolitik. Lima negara ini akan bersaing memperebutkan sumber daya yang semakin menepis.
"Perlombaan untuk mengekstraksi lebih banyak air," tutur Singarayer, sembari menambahkan krisis juga dapat menimbulkan konflik baru atas cadangan minyak dan gas.
Ilustrasi danau Laut Kaspia. Foto: Shutterstock
Situasi ini sudah sangat buruk bagi satwa liar unik di Laut Kaspia. Danau ini adalah rumah bagi ratusan spesies, termasuk ikan sturgeon liar yang terancam punah, salah satu penyumbang terbesar kaviar di seluruh dunia.
Dengan permukaan air yang menurun, maka kadar oksigen di dalamnya juga berkurang. Kondisi tersebut membuat hewan endemik di sana menghadapi masa depan yang tidak pasti.
"Ini adalah danau terbesar di dunia. Semua orang harus menganggapnya sebagai sesuatu yang penting," tegas fotografer lingkungan, Khashayar Javanmardi, yang mendokumentasikan penyusutan Laut Kaspia di tempat tinggalnya di kota Rasht, Iran.
ADVERTISEMENT