Di AS, Kaum Dewasa Muda Lebih Merasa Kesepian daripada Kaum Lansia

24 Juni 2018 16:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kesepian. (Foto: Wokandapix via PIxabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesepian. (Foto: Wokandapix via PIxabay)
ADVERTISEMENT
Di Amerika Serikat, orang-orang dewasa yang lebih muda ternyata lebih merasa kesepian daripada orang-orang yang sudah tua dan lanjut usia atau lansia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan jasa kesehatan Cigna pada Mei 2018, ditemukan bahwa orang-orang yang berusia antara 18 hingga 22 tahun adalah orang-orang yang merasa paling kesepian di AS.
Dikutip dari Newsweek, penelitian oleh Cigna ini dilakukan melalui survei terhadap 20.000 orang dewasa di AS yang berusia 18 tahun atau lebih. Survei ini dilakukan dengan mengajukan 20 pertanyaan dari “skala kesepian” buatan University of California, Los Angeles.
Dalam penelitian ini, para peneliti kemudian menempatkan jawaban para responden pada indeks kesepian yang telah terstandarisasi.
Hasil yang cukup mengejutkan
Sebagaimana sudah disinggung di atas, hasil penelitian ini cukup mengejutkan karena ditemukan bahwa orang dewasa yang berusia 18 hingga 22 adalah kelompok umur yang paling kesepian. Sebaliknya, orang-orang lanjut usia yang berumur 77 tahun atau lebih justru merupakan kelompok umur yang paling kurang kesepian.
ADVERTISEMENT
Dampak kesepian tentulah buruk bagi kesehatan. Penelitian-penelitian sebelumnya secara konsisten telah menunjukkan bahwa kesepian dan perasaan lain sejenisnya bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan bisa mempengaruhi kesehatan fisik.
Ilustrasi kesepian. (Foto: Wokandapix via PIxabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesepian. (Foto: Wokandapix via PIxabay)
Sebagai contoh, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa kesepian benar-benar dapat merusak jantung dan menyebabkan penyakit kardiovaskular. Harvard Business Review bahkan menyebut kesepian sebagai epidemi kesehatan. Kesepian di tempat kerja terbukti buruk bagi orang lain, buruk untuk bisnis dan banyak hal lainnya.
Dilansir CBS, ahli bedah umum AS Vivek Murthy menulis bahwa 40 persen orang Amerika merasa kesepian, angka yang meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980-an. Mengingat bahwa penggunaan media sosial telah meningkat secara drastis sejak itu, dan bahwa generasi yang lebih muda lebih merasa kesepian dan lebih sering menggunakan media sosial, orang-orang tentunya menduga bahwa media sosial menyebabkan kesepian.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, sebuah penelitian menemukan bahwa penggunaan media sosial yang berat dikaitkan dengan kesepian. Namun studi tersebut tidak menghasilkan kausalitas bahwa penggunaan sosial menyebabkan kesepian.
Jadi, mungkin saja sebelum sering menggunakan media sosial, orang-orang ini sudah merasa kesepian dan mereka mencoba menggunakan media sosial untuk mengatasi dan meminimalkan perasaan tersebut.
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
Adapun dalam penelitian yang dilakukan oleh Cigna ini, tidak ditemukan adanya korelasi yang signifikan antara penggunaan media sosial dan kesepian. Para responden yang melaporkan bahwa diri mereka merupakan pengguna media sosial "sangat berat" memiliki skor kesepian 43,5, sedangkan mereka yang tidak pernah menggunakannya memiliki skor 41,7. Tidak beda jauh.
Namun begitu, penelitian Cigna ini berhasil mengidentifikasi beberapa hal yang sangat terkait dengan perasaan kurang kesepian. Mendapatkan jumlah tidur yang tepat, menghabiskan waktu bersama keluarga, terlibat dalam aktivitas fisik, dan bekerja dalam waktu yang wajar merupakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan perasaan lebih terhubung dengan orang-orang di sekitar mereka sehingga mengurangi atau bahkan menghilangkan kesepian.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, para peneliti menekankan, mereka tidak menemukan bahwa kedua hal tersebut sebagai kausalitas atau hubungan sebab-akibat yang menjadi penanda apakah kegiatan-kegiatan itu bisa menyebabkan orang-orang merasa lebih terhubung ataupun sebaliknya.