Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Bagi Rachel Palma kehadiran telur cacing pita di otaknya adalah sebuah berkah. Bagaimana tidak, sebelumnya ia divonis dokter memiliki tumor di otak yang diduga menjadi penyebab insomnia dan halusinasi yang ia derita.
ADVERTISEMENT
Tapi, hasil operasi menunjukkan hal lain. Para dokter tidak menemukan tumor di otaknya. Mereka malah menemukan telur cacing pita di otak perempuan New York itu. Setelah telur cacing itu diangkat, kondisinya berangsur pulih.
Kisah Palma diberitakan oleh The Washington Post. Ceritanya bermula dari kesulitan Palma untuk bisa tidur. Kesulitan ini lalu membuatnya menjadi halusinasi.
Pada Januari 2018, kondisi Palma memburuk. Ia sering mengalami kebingungan dan kesulitan dalam mengingat sesuatu.
Palma lalu mendapat perawatan di Mount Sinai Hospital, New York. Di sana para dokter mendiagnosis Palma dengan kanker otak. Vonis diberikan setelah mereka melakukan pemeriksaan MRI dan menemukan adanya luka.
Tapi, September 2018 lalu, saat para dokter melakukan operasi untuk mengangkat tumor, mereka menemukan hal lain. Mereka menemukan adanya sebuah kista kecil di lokasi tumor. Ketika mereka membuka kista itu, mereka menemukan larva cacing pita.
ADVERTISEMENT
"Kami semua berkata, 'Apa ini?'," ujar Jonathan Rasouli, kepala bedah saraf di Icahn School of Medicine Mount Sinai.
"Itu sangat mengejutkan. Kami sampai menggaruk kepala, terkejut atas temuan ini," imbuhnya, kepada The Washington Post.
Jadi, sebenarnya Palma menderita penyakit bernama neurocysticercosis. Itu adalah sebuah infeksi otak langka yang disebabkan oleh cacing pita atau Taenia solium.
Ada dua cara cacing ini bisa membuat manusia sakit. Pertama, orang bisa terinfeksi saat memakan babi yang terkontaminasi kista cacing pita. Infeksi semacam ini bisa menyebabkan gejala ringan, seperti sakit perut, diare, atau penurunan berat badan.
Kista ini berisikan larva cacing pita. Saat sampai di usus halus, larva ini akan menjadi dewasa dan bisa memiliki ukuran hingga 700 centimeter. Di usus halus, cacing ini akan kawin dan membuat kotoran manusia yang jadi inangnya penuh dengan telurnya.
ADVERTISEMENT
Kedua, orang bisa terinfeksi karena memakan makanan yang dibuat oleh orang yang tangannya terkontaminasi kotoran manusia yang banyak mengandung telur cacing pita. Telur ini akan menjadi kista dan bisa sampai ke otak atau bagian tubuh lain.
Dari situ, biasanya setelah mati, larva akan membuat tubuh memicu reaksi imun berbahaya yang bisa merusak jaringan di sekitarnya. Tapi, komplikasi ini perlu waktu cukup lama untuk bisa muncul.
Bersyukur terinfeksi cacing pita
Bagi Palma, terinfeksi cacing pita jauh lebih baik dibanding terkena kanker otak . Sebab, neurocysticercosis bisa disembuhkan jika ditemukan lebih awal dan lebih mudah ditangani dibanding kanker otak.
Meski begitu, menurut laporan Gizmodo, sekitar 10 persen orang yang masuk rumah sakit akibat neurocysticercosis meninggal dunia. Untungnya, pada kasus Palma, para dokter berhasil mengangkat cacing pita dan gejala penyakitnya langsung banyak berkurang.
ADVERTISEMENT
"Bagian terbaik dari kisah saya adalah kisah ini memiliki akhir yang bahagia," tutur Palma.