Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
ADVERTISEMENT

Seorang wisatawan Singapura bernama Loh Lee Aik (68) digigit oleh seekor komodo di Desa Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (3/5) sore.
ADVERTISEMENT
Komodo menggigit betis kiri Loh Lee Aik. Akibatnya, betisnya robek dan berdarah. Akun Facebook Boat Charter Komodo, operator wisata di Pulau Komodo, mengunggah sejumlah foto kaki sang turis yang berlumuran darah akibat diserang komodo.
Akun Facebook Hendrik Mahe juga turut memuat video saat korban telah mendapat penanganan medis dan hendak dibawa ke Rumah Sakit Siloam oleh masyarakat sekitar. Betisnya diperban dan korban tampak menahan sakit.
Kepala Laboratorium Herpitologi Puslit Biologi LIPI Amir Hamidy mengatakan air liur komodo mengandung banyak jaringan bakteri. “Dia juga memiliki kelenjar racun,” terang Amir kepada kumparan, Kamis (4/5).
Penelitian terkait efek gigitan komodo pernah dilakukan oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Dr Bryan Fry dari University of Melbourne pada 2009. Ia mengatakan, komodo yang bernama latin Varanus komodoensis ini memiliki kelenjar racun paling kompleks yang belum pernah terjelaskan. Kelenjar racun itu mirip dengan kelenjar racun pada Megalania, kadal raksasa paling berbisa yang kini telah punah.
ADVERTISEMENT
"Reptil karnivora besar ini diketahui menggigit mangsa dan melepaskannya, membiarkan mangsanya berdarah sampai mati akibat luka mengerikan yang ditimbulkan. Ini merupakan gabungan senjata mematikan dari gigi dan racun komodo yang berperan dalam kecakapan berburu mereka,” Kata Dr Fry sebagaimana dikutip dari ScienceDaily.com.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Fry menguji efek dari racun komodo yang ternyata setara mengerikannya dengan bisa banyak ular. Racun komodo dapat menyebabkan efek langsung terhadap mangsanya berupa penurunan tekanan darah yang signifikan, serta pelebaran pembuluh darah. Hal ini menimbulkan syok pada mangsanya.
Dr Frey menjelaskan, racun itulah yang menjadi penyebab mangsa komodo tiba-tiba menjadi kaku dan diam secara janggal setelah digigit.
Tak hanya diam kaku, mangsa yang digigit juga akan mengucurkan darah terus-menerus. Racun pada komodo bahkan mampu memperlama proses pendarahan.

Dilansir situs Mikrobia.Net, para peneliti telah mengamati luka-luka pada tangan manusia akibat gigitan komodo, dan semuanya memperlihatkan reaksi yang serupa: bengkak secara cepat dalam beberapa menit, gangguan lokal dalam pembekuan darah, rasa sakit yang mencekam menjalar hingga ke siku, dengan beberapa gejala yang bertahan hingga beberapa jam kemudian.
ADVERTISEMENT
Disebutkan pula sejumlah peneliti pernah mengambil sampel air liur komodo yang mengandung racun langsung dari mulut komodo yang ada di Kebun Binatang Singapura. Hasil penelitan itu semakin meyakinkan para peneliti akan adanya racun yang terkandung dalam air liur komodo.
Selain mengandung racun yang dihasilkan oleh kelenjar racun yang ada di bawah rahangnya, ternyata air liur komodo juga mengandung aneka bakteri mematikan di dalamnya. Ada lebih dari 28 bakteri Gram-negatif dan 29 Gram-positif di dalam air liur komodo.
Bakteri-bakteri tersebut mampu menyebabkan septikemia pada korbannya. Septikimia adalah kondisi di mana terjadi multiplikasi bakteri penyebab penyakit di dalam darah. Gigitan komodo pada mangsanya dapat menyebabkan bakteri-bakteri dalam air liurnya masuk ke dalam darah sang mangsa.

Jika gigitan komodo tak langsung membunuh sang mangsa atau mangsa tersebut dapat melepaskan dan melarikan diri, umumnya mangsa yang terluka akibat gigitan komodo akan mati dalam waktu satu minggu akibat infeksi.
ADVERTISEMENT
Pertolongan medis perlu diberikan segera kepada korban yang terkena gigitan komodo. Amir Hamidy dari LIPI menyebut, jika tak segera mendapat pertolongan medis, luka gigitan komodo akan menimbulkan infeksi yang mendalam pada manusia.
Infeksi merupakan proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, ke dalam tubuh. Jika tergolong berat dan bakteri masuk ke dalam darah, infeksi itu disebut septikimia.
Infeksi inilah yang mampu menyebabkan nyawa manusia korban gigitan komodo melayang.
Berhati-hatilah dengan komodo. Bagaimanapun menariknya ia, komodo tetap berbahaya dan kerap disebut sebagai naga terakhir di muka bumi.