Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
![Ilustrasi wanita. Foto: Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1553506733/drv5gfpjvldq353o4asc.jpg)
ADVERTISEMENT
Ilmuwan baru-baru ini mengungkap efek samping dalam penggunaan pil KB pada perempuan, yakni pengecilan bagian hipotalamus di otak perempuan. Dalam riset yang digagas Albert Einstein College of Medicine di New York, AS, hipotalamus perempuan yang menggunakan pil atau kontrasepsi oral teridentifikasi lebih kecil dibanding wanita yang tak meminumnya sama sekali.
ADVERTISEMENT
Dalam sistem kerja otak manusia, hipotalamus berfungsi mengatur fungsi-fungsi tubuh seperti nafsu makan, suhu tubuh, dan emosi. Selain itu, hipotalamus juga menghubungkan sistem saraf dengan sistem endokrin, jaringan kelenjar yang menghasilkan sejumlah hormon.
Menurut laporan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB pada 2019, sekitar 190 juta wanita menggunakan kontrasepsi oral. Penggunaan pil KB sebagai salah satu metode kontrasepsi ini memang telah lazim dilakukan, namun jarang ada penelitian bagaimana dampak penggunaannya bagi otak.
“Ini adalah area (penelitian) yang cukup jarang dijamah,” ujar Dr Michael Lipton, profesor radiologi di Albert Einstein of Medicine yang memimpin penelitian, seperti dikutip Live Science.
Penelitian terbaru ini melibatkan 50 wanita, 21 di antaranya memakai pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progestin sintetis. Sisanya tidak mengonsumsi pil kontrasepsi sama sekali. Seluruh responden diminta menjalani tes pemindaian MRI, wawancara online, serta tes standar untuk menilai aspek emosional, kepribadian, dan fungsi kognitif.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian menemukan, rata-rata wanita yang meminum pil KB memiliki hipotalamus sekitar 6 persen lebih kecil daripada wanita yang tidak minum pil. Menurut peneliti, selisih ukuran sampai 6 persen di wilayah otak memberi perbedaan yang cukup besar.
Pengecilan hipotalamus sebagai pengatur kelenjar endokrin tubuh ini ditengarai akan berakibat pada ketidakmampuan otak untuk memproduksi sejumlah hormon, termasuk hormon seks.
Pada penelitian sebelumnya, hormon seks terbukti meningkatkan pertumbuhan neuron, sel-sel saraf otak. Salah satu hipotesis penelitian ini menyebutkan, bahwa hormon sintetis dalam pil KB akan menghambat pertumbuhan neuron tersebut.
Namun dalam temuan terbaru ini, peneliti belum bisa menyimpulkan efek yang jelas dari mengecilkan hipotalamus usai penggunaan pil KB. Pengecilan hipotalamus ini pun tak berarti pengecilan otak secara keseluruhan. Hasil amatan pada wanita pengguna pil KB pun tak menemukan tanda-tanda gangguan mental.
Meski begitu, peneliti melihat hubungan antara hipotalamus yang lebih kecil dengan peningkatan kemarahan dan gejala depresi.
ADVERTISEMENT
Perlu dicatat, bahwa ini adalah temuan awal dan perlu penelitian lebih lanjut untuk memperkuat bukti adanya efek pil KB terhadap pengecilan hipotalamus pada wanita.
“Kami tidak mengatakan bahwa orang harus menghabiskan dan membuang pil KB mereka,” ujar Lipton. Ia lebih ingin penelitian ini disebut sebagai pertanyaan terbuka yang membutuhkan lebih banyak penelitian lagi sebagai pengembangan.