news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fenomena Langka 'Bulan Biru' Akan Terjadi, Apa Itu?

23 September 2020 8:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bulan purnama. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bulan purnama. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
ADVERTISEMENT
Fenomena alam bernama "Blue Moon" atau “Bulan Biru” akan muncul di langit Bumi pada akhir Oktober 2020. Peristiwa ini terbilang langka karena hanya terjadi sekitar dua hingga tiga tahun sekali.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan CNN, Bulan Biru akan hadir pada 31 Oktober 2020, bertepatan dengan perayaan Halloween. Lalu, apa yang dimaksud dengan fenomena Bulan Biru? Apakah Bulan benar-benar berubah warnanya menjadi biru?
Blue Moon bukan berarti kita akan melihat Bulan berubah warna menjadi biru pada akhir Oktober mendatang. Nama yang satu ini sebenarnya hanyalah suatu sebutan yang tidak ada hubungannya dengan kejadian astronomi.
Menurut penjelasan lembaga luar angkasa AS, National Aeronautics and Space Administration atau NASA, Bulan Biru sendiri adalah peristiwa munculnya bulan purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan yang sama.
Detik - detik gerhana super blue blood moon di TIM Foto: Jamal Ramadhan
Biasanya dalam satu tahun kita akan melihat 12 kali Bulan purnama penuh atau satu kali Bulan purnama setiap bulan. Karena siklus lunar dan tahun kalender tidak sinkron secara sempurna (satu bulan ada 28 hari, 30 hari, hingga 31 hari), maka setiap tiga tahun kita bisa menemukan dua Bulan purnama dalam satu bulan kalender yang sama.
ADVERTISEMENT
Itu mengapa pada Oktober mendatang kita dapat melihat dua kali Bulan purnama penuh: Bulan purnama pertama muncul pada 1 Oktober 2020, sementara Bulan purnama kedua muncul pada 31 Oktober 2020.
Blue Moon ini terakhir kali muncul pada 31 Maret 2018.
Bulan Purnama Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Penamaan Bulan Biru sebenarnya telah dikenal sejak 1946. Pada majalah Sky and Telescope, James Hugh Pruett menuliskan artikel berjudul “Once in a Blue Moon” atau “Sekali dalam Bulan Biru”.
Di artikelnya ia menulis, “Tujuh kali dalam 19 tahun terdapat 13 bulan purnama penuh dalam satu tahun. Ini memberikan 11 bulan masing-masing satu bulan purnama penuh dan satu bulan (lainnya) dua (Bulan) purnama. Purnama penuh kedua dalam satu bulan ini, saya interpretasikan, disebut sebagai Bulan Biru.”
ADVERTISEMENT
Saat itu, Pruett sebenarnya mereferensikan tulisannya kepada buku Almanak Maine Farmer pada 1937.
Dilansi EarthSky, tulisan Pruett kemudian lebih dikenal karena penjelasannya yang sangat sederhana. Pada 1970, Deborah Byrd membawa artikel Pruett tersebut ke University of Texas Astronomy Department.
Byrd kemudian semakin membuat Bulan Biru terkenal, karena ia selalu menggunakan istilah tersebut ketika menjelaskan fenomena unik ini. Seiring berjalannya waktu, sebutan tersebut semakin jamak digunakan oleh masyarakat umum dan para ahli.
Jadi, jangan kecewa jika kamu tidak akan melihat bulan berubah menjadi biru pada akhir Oktober mendatang. Kita tetap akan bisa menikmati dua Bulan purnama penuh dalam satu bulan yang sama.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kita tidak akan melihat Bulan purnama berwarna biru. Jika Bulan purnama kebetulan tampak berwarna kebiruan pada Oktober mendatang, itu mungkin karena partikel asap atau debu di atmosfer yang salah satu sumbernya, misal, berasal dari letusan gunung berapi.
ADVERTISEMENT
(EDR)