Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
FKUI-RSCM Produksi Sel Punca untuk Pengobatan Berbagai Penyakit
27 November 2018 14:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Sabtu, 24 November 2018, Menteri Kesehatan Nila Moeloek meresmikan Laboratorium Pengolahan Sel Punca, Bank Sel Punca dan Jaringan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
ADVERTISEMENT
Peresmian ini menandakan bahwa riset inovatif terkait metode sel punca (stem cell) yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bersama RSCM, telah memasuki tahap hilirisasi produk.
Dekan FKUI Ari Fahrial Syam mengatakan, penelitian dasar dan translasional metode sel punca dikerjakan di Cluster Stem Cell and Tissue Engineering Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) FKUI, sedangkan produksi dan penyimpanan sel punca serta uji klinik dilakukan di RSCM.
Sampai sejauh ini, menurut Ari, metode sel punca sudah berhasil mengobati pasien dengan permasalahan tulang, kebutaan, kelumpuhan, luka bakar, dan kaki diabetes.
“Sel punca ini sudah diuji klinik pada kasus patah tulang yang tidak tersambung, defek tulang kritis, pengapuran sendi lutut, kelumpuhan syaraf tulang belakang, kebutaan karena glaukoma, luka bakar luas, gagal jantung, kaki diabetes dan saat ini sedang dikembangkan untuk cerebral palsy, stroke, penyakit paru obstruktif menahun, AVM (malformasi arteri), leukemia, dan kanker lainnya,” ujar Ari dalam keterangan tertulisnya kepada kumparanSAINS.
Jalan panjang penelitian sel punca
ADVERTISEMENT
Ari mengatakan bahwa penelitian panjang sel punca FKUI-RSCM yang dimulai dari penelitian dasar tingkat sel, penelitian translasional pada hewan, dan uji klinik pada orang yang sakit, telah menghasilkan lebih dari 50 publikasi internasional.
Salah satu makalah ilmiah terbaru terkait rangkaian riset ini berjudul “Evaluation of bone marrow-derived mesenchymal stem cell quality from patients with congenital pseudoarthrosis of the tibia”, telah dipublikasikan di Journal of Orthopaedic Surgery and Research pada 23 Oktober 2018.
Hasil riset ini membahas soal potensi metode sel punca untuk mengobati Congenital Pseudarthrosis of the Tibia (CPT), penyakit langka yang membuat seseorang, jika terjadi patah tulang, maka akan sulit diobati.
Keterlibatan pemerintah dan industri
Produksi sel punca dalam riset FKUI-RSCM dilakukan melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma dan mendapat hibah multiyears dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
ADVERTISEMENT
“Produk sel punca FKUI-RSCM ini menjadi contoh bahwa riset universitas yang inovatif bisa berlanjut sampai di hilirisasi dan bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara,” kata Ari.
Ari berharap riset keberhasilan riset ini bisa menjadi inspirasi agar penelitian lain yang ada di perguruan tinggi selayaknya didorong terus ke skala industri. “Untuk sampai pada level tersebut diperlukan dana yang cukup untuk pelaksanaan riset serta pengujiannya,” katanya.
Riset inovatif sel punca ini, menurutnya, adalah contoh produk yang dihasilkan melalui kerja sama yang dikenal dengan triple helix. Penerapan model triple helix ini melibatkan tiga unsur, yakni pemerintah, perguruan tinggi, dan industri, untuk memacu riset yang mampu menghasilkan produk atau desain baru sesuai kebutuhan industri dan pasar.
ADVERTISEMENT
“Inovasi ini bisa menjadi contoh bahwa bahwa perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan karya riset yang hanya menjadi dokumen belaka dalam bentuk tesis, disertasi atau publikasi, tetapi juga menghasilkan sesuatu produk yang marketable, implementable, dan innovative,” pungkas Ari.