Gajah di Kebun Binatang Ini Mau Diberi Ganja Medis, Buat Apa?

28 Agustus 2020 9:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gajah Afrika di kebun binatang Warsawa, Polandia diberi ganja agar tidak stres. Foto: AFP/Yasuyoshi CHIBA
zoom-in-whitePerbesar
Gajah Afrika di kebun binatang Warsawa, Polandia diberi ganja agar tidak stres. Foto: AFP/Yasuyoshi CHIBA
ADVERTISEMENT
Tiga ekor gajah Afrika di kebun binatang di Warsawa, Polandia, akan diberi salah satu senyawa ganja medis, cannabinoid (CBD). Untuk apa ganja medis diberikan kepada mamalia raksasa tersebut?
ADVERTISEMENT
Ternyata, CBD dibutuhkan sebagai eksperimen pengobatan stres, kondisi yang sekarang tengah dialami oleh ketiga gajah tersebut. Ya, gajah juga bisa stres seperti manusia.
Tiga gajah Afrika di kebun binatang Warsawa diberi dosis cairan cannabinoid konsentrasi tinggi melalui belalainya. Percobaan ini dilakukan untuk menekan stres pada tiga gajah tersebut.
Agnieszka Czujkowska, dokter hewan yang menangani tiga gajah tersebut mengatakan, ganja medis atau cannabinoid telah digunakan di seluruh dunia untuk merawat anjing dan kuda, tetapi pertama kali ini diberikan kepada gajah.
"Ini mungkin inisiatif pertama dari jenisnya untuk gajah," katanya, seperti dikutip The Guardian.
Karyawan memilih ganja medis. Foto: AMIR COHEN/REUTERS
Czujkowska mengatakan, cannaboid tidak menyebabkan euforia atau efek samping berbahaya pada hati dan ginjal. Uji coba tahap pertama, katanya, telah selesai dilakukan.
ADVERTISEMENT
Tes pertama dilakukan pengumpulan sampel kotoran, air liur, dan darah dari gajah untuk memantau kadar kortisol mereka. Kortisol adalah hormon yang diproduksi di tubuh manusia dan hewan dalam situasi stres.
Dosis awal cannabinoid yang diberikan sama seperti kuda: Satu botol berisi lusinan tetes minyak CBD, diberikan dua atau tiga kali sehari.
“Ini merupakan upaya untuk menemukan alternatif alami baru untuk metode yang ada dalam memerangi stres, terutama obat-obatan farmasi,” kata Czujkowska, seperti dikutip BBC.
Proyek tersebut datang pada waktu yang tepat, karena seekor gajah betina bernama Alfa telah mati diduga akibat depresi. Oleh karenanya kebun binatang memantau stres gajah dengan memeriksa kadar hormon mereka dan melalui pengamatan perilaku.
Ilustrasi gajah di kebun binatang. Foto: Yen Duong/REUTERS
Czujkowska mengatakan, eksperimennya memakan waktu sekitar dua tahun hingga timnya mendapatkan hasil yang pasti. Jika berhasil, inisiatif tersebut kemudian dapat dicoba dengan hewan lain yang hidup di penangkaran.
ADVERTISEMENT
“Bertentangan dengan apa yang dibayangkan beberapa orang, gajah tidak akan menggunakan pipa ganja atau mereka tidak akan mendapatkan tong yang besar untuk menyesuaikan ukurannya," ucapnya.
Sebagai catatan, cannabinoid memang dirancang bisa untuk dikonsumsi manusia dan telah ada di pasaran selama bertahun-tahun di beberapa negara. Mereka digunakan oleh beberapa orang untuk mengobati kondisi tertentu, seperti nyeri atau insomnia, tetapi regulator telah mengangkat masalah keamanan.
Status ganja maupun cannabinoid di Indonesia termasuk ke dalam golongan I narkotika. Artinya, seseorang yang kedapatan memiliki ganja dapat dikenakan hukuman penjara minimum 4 tahun dalam Pasal 111 UU No. 35 Narkotika 2009.