Gejala Serangan Jantung dan Panik Mirip, Begini Cara Membedakannya

19 Februari 2020 13:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi serangan jantung. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangan jantung. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seperti serangan jantung, beberapa orang yang menderita serangan panik juga merasakan gejala rasa sakit di bagian dadanya. Namun saat pasien ke Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit dengan keluhan tersebut, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut sebelum melakukan penanganan medis yang tepat.
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan lanjutan itu bertujuan untuk membedakan antara serangan panik dengan serangan jantung, dua kemungkinan yang menimpa pasien. Dilansir Medical Daily, banyak orang awam yang menyamakan serangan panik dengan serangan jantung karena keduanya memiliki gejala awal yang serupa, seperti nyeri di bagian dada, sesak napas, dan berkeringat.
Meski gejalanya serupa, penanganannya tidak boleh salah. Butuh jenis pengobatan dan tindakan medis yang berbeda untuk kedua kondisi tersebut.
Pertama-tama, pengetahuan tentang kondisi kesehatan jantung penting untuk diketahui. Syarat jantung sehat adalah ada suplai darah yang cukup untuk dialirkan ke seluruh organ tubuh. Lalu, tak ditemukan penumpukan plak di organ vital ini yang berpotensi menghambat aliran darah
Ilustrasi kesehatan jantung Foto: dok.shutterstock
Jika hal itu terjadi, dada akan terasa mengencang dan menyebabkan pembekuan darah, serta peradangan pada pembuluh darah akibat penumpukan plak, istilah medis untuk kondisi ini juga dikenal dengan aterosklerosis. Ujung-ujungnya, beberapa kondisi tersebut bakal memperburuk kesehatan jantung hingga bisa memicu serangan jantung. Patut diingat juga bahwa penyempitan arteri menjadi perkara lain yang bisa menyebabkan serangan jantung.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya begini, serangan jantung lebih parah dibandingkan serangan panik yang tidak disebabkan oleh penyumbatan arteri. Serangan panik lebih diartikan sebagai kecemasan berlebihan yang timbul sebagai respons terhadap stres. Gejala yang umum ditemukan pada seseorang yang menderita serangan panik, misalnya, jantung berdebar, hiperventilasi (napas berlebihan), mual, pusing, dan kesemutan.
Yang perlu diperhatikan juga untuk membedakan antara serangan panik dengan serangan jantung adalah, di kebanyakan kasus, kecemasan akan mereda dalam waktu 10 hingga 30 menit. Namun, serangan jantung bisa dimulai dari gejala yang sangat ringan, lalu akan memburuk seiring waktu.
Semua gejala serangan panik ditemukan pula pada pasien yang menderita serangan jantung. Tetapi, sebagai penyakit kardiovaskular, serangan jantung memiliki lebih banyak variasi gejala yang bisa merembet ke rasa tidak nyaman pada beberapa anggota tubuh, seperti sakit di leher, bahu, lengan, hingga punggung.
Ilustrasi nyeri dada, gejala umum yang ditemukan pada serangan panik dan serangan jantung. Foto: Shutterstock
Gejala utama dari kedua kondisi ini tentu saja nyeri dada, yang kemudian kerap mengecoh banyak orang. Pada serangan panik, rasa sakit hebat bakal sangat terasa di bagian tengah dada. Sedangkan, rasa sakit saat serangan jantung bisa menyebar ke lengan dan bahu.
ADVERTISEMENT
Serangan panik tergolong sebagai peristiwa tunggal atau sebagai ekspresi dari gangguan kecemasan yang mendasarinya. Meskipun serangan jantung dan panik memiliki perbedaan yang jelas, orang yang diliputi kecemasan lebih berisiko terkena penyakit jantung di masa depan karena mereka berpotensi memiliki variabilitas detak jantung yang rendah.
Variabilitas detak jantung sendiri sangat menentukan kemampuan tubuh untuk secara efisien mengubah ritme detak jantung sepanjang hari. Riset yang rilis di jurnal Frontiers in Psychiatry pada Juli 2014 lalu telah menunjukkan, orang dengan gangguan kecemasan memiliki variabilitas detak jantung yang rendah dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kecemasan.