Gunung Berapi yang Baru Terbentuk di Islandia Keluarkan Tornado Besar

7 Agustus 2023 11:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat kepulan asap dari lahar saat erupsi Gunung Berapi Reykjavik di sebelah utara Litli Hrutur, Islandia pada Rabu (12/7/2023). Foto: Jeremie Richard/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat kepulan asap dari lahar saat erupsi Gunung Berapi Reykjavik di sebelah utara Litli Hrutur, Islandia pada Rabu (12/7/2023). Foto: Jeremie Richard/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gunung berapi yang baru terbentuk di Islandia memuntahkan ledakan metana dan tornado besar ke udara. Itu menciptakan pemandangan mengerikan bagi siapa saja yang melihatnya.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Kantor Meteorologi Islandia, suara keras bergema dari lokasi letusan di Semananjung Reykjanes pada 27 Juli 2023. Suara itu menunjukkan bahwa kantong gas metana yang terperangkap dalam aliran lava meledak. Selain ledakan keras, gunung berapi baru itu juga menciptakan angin tornado yang berputar ke udara. Pemandangan itu terekam kamera dan diunggah di akun YouTube Martin Sanchez.
“Ketika lahar mengalir di atas area bervegetasi, gas metana dapat tercipta saat vegetasi tidak terbakar sepenuhnya,” kata Kantor Meteorologi Islandia dalam sebuah postingan di Facebook. “Gas kemudian terakumulasi dalam celah dan rongga di lava.”
Kantung mentana ini bercampur dengan oksigen untuk membentuk campuran gas yang mudah terbakar. Ketika bara atau api menerobos ke dalamnya, terjadi lah ledakan. Para pemangku kebijakan di sana sudah memperingatkan masyarakatnya bahwa ledakan dapat menimbulkan bahaya bagi siapa saja yang berada terlalu dekat dengan aliran lahar.
ADVERTISEMENT
Adapun tornado terbentuk di atas Litli-Hrútur (sungai lava) karena penyatuan meteorologi dan geologis. Panas yang intens dari batuan cair yang keluar dari kawah menghangatkan udara yang ada di atasnya, membuat kepadatan udara berkurang dan naik ke atas. Dalam kondisi angin tertentu, kolom udara panas ini dapat menjadi tornado.
“Tak jelas apakah tornado terbentuk dari puing-puing vulkanik super panas yang melayang di atas lubang, atau dari panas aliran lava,” kata David Smart, peneliti tornado dan badai di University College London’s Hazard Center sebagaimana dikutip Live Science.
Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda aktivitas gunung berapi baru akan menurun. Baru-baru ini para peneliti mendeteksi pergeseran aktivitas lubang yang menyebabkan kawah runtuh, menumpahkan lahar ke utara dan barat. Sementara aliran ke arah selatan mulai berhenti.
ADVERTISEMENT