Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Gunung Semeru 'Bertopi', Begini Penjelasannya
11 Desember 2018 12:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
![Gunung Semeru "bertopi" (Foto: Twiitter @Sutopo_PN)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1544507195/i1l0s1awruqcewvofalp.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Gunung Semeru saat bertopi, berhelm & berhijab di puncaknya," cuit Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu di akun Twitter-nya, Selasa (11/12).
Topi yang Sutopo maksud adalah sebuah awan yang menutupi puncak Gunung Semeru dalam foto-foto yang diambil pada 10 Desember 2018 itu.
Ia menjelaskan bahwa awan tersebut adalah awan altocumulus lenticularis. Mengutip Science Alert, awan tersebut memiliki bentuk mirip dengan lensa dan merupakan awan stasioner yang terbentuk di ketinggian, biasanya dekat gunung yang tinggi.
Jadi, ketika udara lembab yang stabil melewati puncak gunung atau pegunungan, terkadang terbentuk gelombang awan berdiri di sisi melawan arah angin. Dari tengah-tengah gelombang awan ini lah terbentuk awan altocumulus lenticularis.
ADVERTISEMENT
Awan altocumulus lenticularis bisa muncul dalam bentuk berbeda, tergantung kondisi atmosfer. Awan ini bisa tampak lebar dan agak mendatar seperti dalam foto-foto di akun Twitter Sutopo atau berbentuk agak berisi dan padat mirip UFO.
Uniknya lagi, awan altocumulus lenticularis bisa terbentuk saling menumpuk satu sama lain, menciptakan formasi awan vertikal.
Untuk kasus topinya Gunung Semeru, Sutopo menjelaskan bahwa hal ini, tentu saja, adalah fenomena alam yang tidak ada kaitan dengan mistis, politik, pemilu mendatang, atau tanda bencana.
"Semua karena keagungan Sang Ilahi," cuit Sutopo.