Hari Ini 25 Tahun Lalu, Dolly si Domba Kloning Pertama Lahir

22 Februari 2022 17:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dolly menjalani pemindaian ultrasound oleh para ilmuan pada salah satu waktu kehamilannya.  Foto: Roslin Institute, University of Edinburgh
zoom-in-whitePerbesar
Dolly menjalani pemindaian ultrasound oleh para ilmuan pada salah satu waktu kehamilannya. Foto: Roslin Institute, University of Edinburgh
ADVERTISEMENT
Hari ini 25 tahun yang lalu, para peneliti Roslin Institute mengumumkan terobosan saintifik yang menggemparkan dunia. Untuk pertama kalinya, manusia dapat mengkloning hewan mamalia secara utuh dari sel dewasa. Ia merupakan seekor domba bernama Dolly.
ADVERTISEMENT
Dolly secara teknis lahir pada 5 Juli 1996, menurut National Museum Scotland. Kelahirannya dirahasiakan hingga 7 bulan lebih, sampai para peneliti mengumumkannya dalam konferensi pers pada 22 Februari 1997 — hari yang dianggap jadi tanggal kelahiran Dolly si domba kloning.
Eksperimen kloning Dolly langsung menghebohkan berita di seluruh dunia. Ia mengubah dunia penelitian sel induk, sekaligus melindungi institut yang menciptakannya.
"Dari sudut pandang pribadi, salah satu hal terpenting yang datang dari Dolly adalah kelangsungan hidup lembaga penelitian tempat saya bekerja," kata Alan Archibald, yang merupakan anggota peneliti dari eksperimen Dolly, kepada DW.
"Kami menghadapi pemotongan (anggaran dari) pemerintah. Dan uang yang kami hasilkan dengan menjual kekayaan intelektual kepada Dolly membuat kami terus berjalan sampai kami menemukan sumber uang alternatif."
Dolly dengan Profesor Sir Ian Wilmut, ilmuan yang memimpin penelitian yang menghasilkannya. Foto: Roslin Institute, University of Edinburgh

Si domba kloning

National Museum Scotland menyebut bahwa Dolly adalah bagian dari penelitian Roslin Institute untuk memproduksi hewan ternak yang dimodifikasi secara genetik.
ADVERTISEMENT
Riset Roslin Institute difokuskan pada pengenalan gen baru ke ternak sehingga mereka menampilkan sifat baru yang kemudian dapat diturunkan kepada keturunannya. Kloning adalah langkah selanjutnya dalam penelitian mereka.
Dolly adalah mamalia pertama yang dikloning dari sel dewasa. Sebelum Dolly lahir, hal ini dianggap mustahil.
Para ilmuwan sebelumnya percaya bahwa sel-sel dewasa khusus, yang memiliki pekerjaan tertentu (seperti sel kulit atau sel hati), hanya menyimpan informasi yang berkaitan dengan fungsi mereka. Namun, keyakinan itu ternyata keliru karena Dolly tumbuh dari sel susu tunggal yang berisi semua informasi untuk membuat domba baru.
"Itu mengubah pandangan dunia ilmiah tentang betapa fleksibelnya perkembangan (sel)," kata Archibald.
"Ada pandangan bahwa sekali telur yang dibuahi telah berkembang menjadi hewan multiseluler, menjadi sel hati dan sel darah dan sel otak, bagi sel itu, itu saja, itu adalah jalan buntu. Tidak ada jalan kembali ke tempat alternatif untuk sel-sel itu. Jadi pemrograman ulang yang penting untuk eksperimen Dolly berdiri di atas dogma ilmiah yang sudah lama ada di atas kepalanya."
ADVERTISEMENT
Dolly dikloning menggunakan sel yang diambil dari kelenjar susu domba lain. Dia lahir dengan wajah putih, tanda yang jelas bahwa ia merupakan kloning. Sebab, jika dia berhubungan dengan ibu penggantinya, maka dia akan memiliki wajah hitam.
Dolly (kiri) dengan ibu domba pengganti berjenis Scottish Blackface. Foto: Roslin Institute, University of Edinburgh
Para peneliti menamainya Dolly karena terinspirasi Dolly Parton, aktris senior asal AS yang dikenal dengan "kelenjar susu" payudaranya yang besar.
Dolly adalah satu-satunya bayi domba yang lahir hidup dari total 277 embrio hasil kloning.
Dolly menghabiskan seluruh hidupnya tinggal di kawanan domba di Roslin Institute. Dolly memiliki enam anak domba hasil kawin dengan seekor domba Welsh Mountain bernama David.
Anak domba pertama mereka, Bonny, lahir pada musim semi tahun 1998. Anak kembar, Sally dan Rosie, lahir pada 1999 dan kembar tiga, yang disebut Lucy, Darcy dan Cotton, yang lahir setahun setelahnya.
ADVERTISEMENT
Dolly meninggal karena penyakit paru-paru di usia enam tahun pada 2003.
Saat ini, kloning hewan sudah umum dilakukan untuk berbagai tujuan, mulai dari untuk melindungi satwa terancam punah, mempelajari penyakit, hingga untuk peternakan.
Sejak 2013 para peneliti juga telah berhasil mengkloning embrio manusia. Meski demikian, belum ada kemajuan lebih lanjut untuk mengkloning manusia seutuhnya.