Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla ) di Sumatera dan Kalimantan dapat menyebabkan hipoksia atau kondisi kekurangan oksigen di dalam tubuh. Yang mengkhawatirkan, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, mengatakan hipoksia akibat kabut asap ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
"Penelitian membuktikan bahwa kondisi hipoksia sistematik kronik dapat menyebabkan kerusakan pada hati, ginjal, jantung dan lambung," ujar Ari di Jakarta, Sabtu (14/9), seperti dikutip dari Antara.
Ari menambahkan bahwa keseimbangan oksigen di dalam tubuh dijaga oleh sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan. Hipoksia harus dihindari terjadi, terutama pada orang-orang yang sudah mempunyai permasalahan pada pembuluh darah, baik pada pembuluh darah otak maupun pembuluh darah jantung.
Kadar oksigen yang rendah menyebabkan jantung akan mengalami penurunan pasokan oksigen yang berat yang dapat menyebabkan terjadinya infark atau kematian jaringan. Begitu pula pada orang yang sudah mempunyai permasalahan pembuluh darah otak, kekurangan oksigen dapat memperburuk kondisi pasien hingga mengakibatkan pasien tidak sadarkan diri.
Ari menyebut perlu dilakukannya perhitungan berapa banyak penurunan kadar oksigen yang terjadi akibat kabut asap di Pekanbaru dan wilayah-wilayah lain di Tanah Air. Di sisi lain, komponen asap akibat kebakaran hutan juga harus dianalisis sehingga dapat diprediksi dampaknya buat kesehatan.
ADVERTISEMENT
Guru Besar FK-UI itu menekankan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai kandungan asap yang ada dan dampak penurunan kadar oksigen. Hal ini penting dilakukan sehingga dampak kabut asap akibat karhutla pada masyarakat dapat diprediksi dan diantisipasi.
"Untuk sementara memang masyarakat dianjurkan untuk tidak menghirup asap dan mencegah untuk tidak berada di luar rumah saat jumlah asap masih tinggi," tegas Ari.