Hujan Salju di Antartika Meningkat, Pertanda Baik atau Buruk?

10 April 2018 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salju di Antartika  (Foto: NASA/Cindy Evans/Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Salju di Antartika (Foto: NASA/Cindy Evans/Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Dalam 200 tahun terakhir hujan salju di Antartika meningkat sebanyak 10 persen. Peningkatan ini diketahui melalui hasil riset yang telah dipublikasikan pada November 2017 lalu di jurnal Climate of the Past.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan sebenarnya telah memprediksi bahwa meningkatnya suhu iklim dunia akan meningkatkan jumlah hujan salju di benua Antartika. Akan tetapi, tampaknya dampak dari perubahan iklim itu telah terjadi saat saat ini, bukan lagi nanti. Sebab berdasarkan hasil penelitian dari ilmuwan Inggris tersebut, peningkatan hujan salju ini sudah terjadi di Antartika.
Dalam riset tersebut, para ilmuwan Inggris itu melakukan penyelidikan terhadap 79 pengeboran inti es di Antartika. Hasil pengeboran ini telah memberikan hasil visual mengenai hujan salju yang telah memadat selama sekian tahun.
"Kami mengukur serangkaian bahan kimia di dalam es tersebut," kata Elizabeth Thomas, ahli paleoklimatologi sekaligus kepala grup inti dari British Antarctic Survey, dikutip dari Newsweek. "Bahan-bahan kimia itu menunjukkan sinyal musiman, misalnya memuncak pada musim panas dan mencapai minimum di musim dingin."
ADVERTISEMENT
Dengan mengukur perbedaan waktu puncak pada bahan-bahan kimia ini, tim peneliti dapat mengestimasi berapa banyak salju yang telah turun dalam rentang waktu tertentu. Hasil analisis pada padatan salju yang di bor ini adalah ada lebih banyak salju yang turun pada rentang tahun 2001 sampai 2010 dibanding yang turun antara tahun 1801 sampai 1810, yakni perbedaannya hampir 300 miliar ton.
Lapisan es di Antartika  (Foto: Pxhere)
zoom-in-whitePerbesar
Lapisan es di Antartika (Foto: Pxhere)
Thomas mengatakan, pemanasan suhu di permukaan Bumi telah meningkatkan hujan salju ini. Sebab, semakin suhu menjadi hangat berarti semakin uap air di atmosfer. Hal ini akan meningkatkan presipitasi atau turunnya air dari atmosfer ke permukaan Bumi.
Sebelumnya, para peneliti tidak menyangka bahwa kenaikan curah hujan salju ini akan terjadi begini cepat.
ADVERTISEMENT
Kenaikan tingkat hujan salju tertinggi terlihat di sepanjang semenanjung Antartika, kata Thomas. Kemungkinan penyebabnya adalah kombinasi dari meningkatnya suhu permukaan Bumi di sekitarnya dan mencairnya lapisan es di wilayah tersebut.
Namun begitu, kenaikan hujan salju ini terukur juga di seluruh wilayah benua beku tersebut.
Meningkatnya hujan salju ini, ujar Thomas, telah menolong untuk mengurangi kenaikan air laut dengan “mengunci air tersebut” menjadi es. Menurutnya, hujan salju itu telah mengurangi kenaikan air laut beberapa milimeter selama abad ke-20 ini.
Namun begitu, hal tersebut tidaklah cukup. Sebab jumlah massa lapisan gletser yang mencair di Bumi ini jauh lebih besar dibanding massa air yang berkurang menjadi salju.
"Penting untuk dicatat bahwa Antartika masih kehilangan massa (es)-nya," tegas Thomas.
Puncak Vinson Massif, Antartika (Foto: Mahitala, Unpar)
zoom-in-whitePerbesar
Puncak Vinson Massif, Antartika (Foto: Mahitala, Unpar)
ADVERTISEMENT