Ilmuwan Ciptakan 'Google Maps' Alam Semesta Berisi 83 Persen Antero Jagat

7 Desember 2020 9:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Australian Square Kilometre Array Pathfinder (ASKAP) Foto: CSIRO
zoom-in-whitePerbesar
Australian Square Kilometre Array Pathfinder (ASKAP) Foto: CSIRO
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kalinya, ilmuwan berhasil memetakan seluruh alam semesta hanya dalam waktu 300 jam. Pemetaan yang dilakukan oleh badan sains nasional Australia (CSIRO) itu diperkirakan mencakup 83 persen seantero jagat semesta.
ADVERTISEMENT
Peneliti menyebut mahakarya ini dengan 'Google Maps of the universe' alias Google Maps alam semesta. Mereka berhasil memecahkan rekor saat melakukan survei pertama di seluruh langit selatan, yang sebelumnya memakan waktu hingga satu dekade.
Peta alam semesta ini juga menandai selesainya ujian besar untuk teleskop radio Australian Square Kilometer Array Pathfinder (ASKAP), sebuah jaringan dari 36 antena yang berakar di Pedalaman Australia Barat yang terpencil.
Sebanyak 1 juta galaksi jauh ini mungkin sebelumnya tidak dikenal oleh astronomi, tulis para peneliti, dan itu mungkin baru permulaan. Dengan keberhasilan survei pertama ini, para ilmuwan CSIRO sudah merencanakan pengamatan yang lebih mendalam di tahun-tahun mendatang.
"Untuk pertama kalinya, ASKAP telah melenturkan seluruh ototnya, membangun peta alam semesta dengan lebih detail dari sebelumnya, dan dengan kecepatan yang luar biasa," kata penulis utama studi David McConnell, astronom CSIRO, dikutip Space.com.
Australian Square Kilometre Array Pathfinder (ASKAP) Foto: CSIRO
'Google Maps' alam semesta ini bisa digunakan untuk berinteraksi dan melihat bagian terjauh dari alam semesta yang diketahui. Yang membuat teleskop ini unik adalah bidang pandangnya yang luas, menggunakan receiver yang dirancang oleh CSIRO.
ADVERTISEMENT
Banyak survei all-sky bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, untuk diselesaikan. Upaya baru CSIRO, yang mereka beri label Survei Kontinum ASKAP, hanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk mengamati bintang.
Sementara masing-masing dari 36 penerima teleskop mengambil gambar panorama langit yang luas, jaringan superkomputer khusus bekerja dua kali untuk menggabungkannya. Peta yang dihasilkan, yang mencakup 83 persen langit, merupakan kombinasi dari 903 gambar individual, masing-masing berisi 70 miliar piksel.
Masing-masing gambar ini akan tersedia untuk umum melalui Portal Akses Data CSIRO, saat para ilmuwan menganalisis hasil dan merencanakan petualangan pemetaan langit berikutnya.
Dengan demikian, maka para ahli astronomi atau ilmuwan akan dapat menganalisis secara statistik populasi galaksi besar dengan cara yang sama dengan yang dilakukan para ahli sosial dalam menggunakan informasi dari sensus nasional.
ADVERTISEMENT